Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gali Kubur Biar Hidup

Kamis, 16 April 2020 00:43 WIB
Ngopi - Gali Kubur Biar Hidup
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tangerang memang belum dimulai. Tapi, sepinya suasana jalanan sudah terasa. Ini berdampak kepada usaha kawan saya. Penjual nasi uduk, dekat Rumah Sakit Sari Asih, Ciledug. Dagangannya sepi. Merugi. Tak jualan lagi.

Duda beranak dua itu putar otak. Baginya, berutang bukan pilihan. Pemikiran ini saya jempoli. Salut. Benar, semangatnya menemukan jalan. Meski ia mendapat pekerjaan tidak biasa: Memindahkan jenazah. Dealnya, diupah Rp 2 juta per-jenazah. Orderan, ada tiga jenazah.

Demi perut dua anak, ibu, dan satu adiknya, dia ambil proyekan itu. Tidak berpikir panjang. Ia ajak satu kawannya untuk membantu. Dapat. Dua pria itu kemudian menuju tiga makam yang tanahnya akan dibangun rumah, untuk manusia yang hidup. Yang mati, dipinggirkan.

Baca juga : Nyobain Bikin Dalgona Coffee

Diakuinya, ngeri juga menggali kuburan. Bermodalkan cangkul dan linggis tanah kering dicabik-cabik. Hingga bertemu kain yang tidak utuh lagi. Juga berulang. “Ketemu,” ceritanya seru tentang prosesi ini. Buru-buru dia meminta diambilkan kain kafan baru. Berulang dikumpulkan, dan diangkat.

Satu makam beres. Dia cerita, selama proses itu mulutnya komat-kamit. Beragam doa yang dihafal, dilafalkan. Sesekali ia menyebut prosesi ini jangan diganggu hal gaib. Hal nyata mendesak: Urusan ekonomi yang mengering gegara virus Wuhan.

Dua makam beres dia kerjakan. Temannya satu ternyata tak bernyali. Dia juga yang bungkusi berulang. Dikaini kemudian diangkat. Jenazah pun dipindahkan ke area pemakaman umum, yang lubangnya sudah dia gali sebelumnya.

Baca juga : Iseng-iseng Bikin Masker

Jenazah dikebumikan. Ditutup. Dipasangkan nisan. Lengkap dengan nama, tanggal lahir dan wafatnya. Bunga-bunga ditaburi. Persis kuburan baru. Pekerjaan tuntas. Rapih.

Giliran mengambil upah. Teman saya ini katanya dikadali. Ia hanya diupah Rp 2,5 juta. Alasannya seribu. Mulai dari pihak keluarga jenazah yang minim uang, hingga potongan sana-sini. Pria berlogat kental Betawi ini tidak protes. Tidak ingin silaturahmi terputus karena cuan.

Katanya, duit segitu bisa dipirit-pirit. Syukur bisa bertahan sebulan. Masalahnya, corona belum juga pulang. Kota Tangerang baru menerapkan PSBB mulai Sabtu, 18 April 2020. Sampai kapan? Belum tahu. Hilal kepergian corona, belum kelihatan.

Baca juga : Anambas, Calon Saingan Raja Ampat

Yang sudah pasti terlihat, adalah datangnya bulan suci Ramadhan. Dan Lebaran. Siklus ibadah tahunan ini dipastikan merogoh kocek mendalam. Mereka yang gajian saja kelabakan. Ini kawan saya, pekerja harian. Tidak jualan tidak punya uang. Kasihan.

Boy Sakti Hapsoro, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.