Dark/Light Mode

Bantu Pedagang Keliling

Selasa, 7 April 2020 01:26 WIB
Ngopi - Bantu Pedagang Keliling
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 memukul telak dunia bisnis. Nggak cuma industri, pelaku usaha mikro kecil juga ikut kena dampaknya. Contohnya, sebut saja Acul, seorang pedagang buku agama keliling. Kini, dia susah jualan.

Acul membungkus tumpukan buku dagangannya dengan kain. Dia gendong buntelan buku tersebut di belakang pundak kanan. “Al-Qur’an, Yassin, Al-Qur’an, Yassin," begitu ucap Acul, menawarkan dagangannya ketika berkeliling. 

Acul biasa menawarkan di tengah warga, di bus, atau menggelarnya di pusat keramaian. Namun, sekarang dia kebingungan mau jualan di mana setelah masyarakat diimbau berdiam di rumah. Apalagi masjid besar tidak menggelar salat Jumat. "Ya jarang yang beli. Kalau lagi rejeki, ya mudah-mudahan ada saja, Mas," ucapnya saat diajak ngobrol.

Tidak ada Corona saja dagangan kurang laku. Apalagi dalam situasi pandemi. Pasalnya, sekarang era digital. Masyarakat, khususnya kalangan milenial, mencari informasi agama melalui smartphone atau membeli dalam bentuk e-book. Meski ada penggemar buku fisik, tapi belum tentu buku yang dijual Acul menarik bagi mereka.

Baca juga : Feeling Ibu Mertua

Acul bingung mau jualan di mana lagi. Meski sesama rakyat jelata, tapi saya merasa hidup saya lebih baik dibandingkan Acul. Tergugah, akhirnya saya membeli buku untuk membantunya. "Ambil saja bang kembaliannya," ucap saya. "Alhamdulillaah. Terima kasih banyak ya, Mas," ucap Acul.

Lain lagi keluhan dari tukang kopi keliling sekitar ruko di Tangerang. Anggap saja namanya Jones. Dia mengaku sampai sore hari tak ada orang yang memesan kopinya. "Bener-bener ini Corona. Dari pagi sepi. Belum laku," curhatnya ke Tono, Satpam bank di ruko tersebut.

Merasa kasihan, akhirnya Tono memesan kopi. Nampaknya Tono membeli kopi untuk membantu pedagang keliling. "Sini gue beli dah. Bikinin, panas yak," pinta Tono.

Kepada penjual kopi keliling atau dikenal dengan istilah (Starling) saya juga sempatkan memesan kopi sembari ngobrol. Jones bersyukur dagangan laku walau  baru sedikit.

Baca juga : Unfollow Hoaks

Ada juga penjual balon yang bernama Wawan. Usianya baru sekitar 14 tahun. Wawan biasa jualan di taman kompleks atau area bermain anak. Sebelum ada Corona, balon masih bisa laku. Tapi, sekarang sangat susah. Padahal dia jualan untuk bantu keluarganya makan sehari-hari.

Masih banyak lagi pedagang mengeluh dengan kondisi sekarang. Mereka mengaku takut terinfeksi Corona. Tapi, satu sisi, mereka lebih takut lagi jika anak istrinya atau keluarganya kelaparan. 

Dalam kondisi sekarang, mereka butuh bantuan dari negara, juga dari pihak-pihak yang mampu. Mereka butuh para dermawan yang patroli untuk memberi bantuan langsung. Mereka tak peduli dengan lockdown ataupun karantina wilayah. "Kalau mau lockdown ya harus dijamin perut kita jangan sampai kelaparan," kata Farid, pedagang sekaligus pekerja serabutan yang kini menganggur.

Selama masih bisa membantu alangkah baiknya saling membantu. Membeli dagangan penjual keliling tak hanya karena kita butuh. Tapi, karena kita perlu membantu mereka. Apalagi untuk penjual yang amat sangat membutuhkan bantuan.

Baca juga : Latah Lockdown

Fajar El Pradianto, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.