Dark/Light Mode

Kampanye Pilpres Di Taksi Online

Kamis, 4 April 2019 08:11 WIB
Ngopi - Kampanye Pilpres Di Taksi Online
Catatan :
MELLANI EKA MAHAYANA

RM.id  Rakyat Merdeka - Kampanye pilpres bisa di mana saja dan dilakukan siapa saja. Waktu itu masih 5 bulanan menjelang masa pencoblosan. Saya dinasihati driver taksi online untuk tidak golput. Dan ujung-ujungnya memilih petahana.

Waktu itu udah malam pukul 9. Saya menunggu ojek online di depan kantor Graha Pena. Sedang sibuk membuat pemesanan online, wusss mobil Toyota Avanza lewat di depan mata.

Saya kaget. Mobil itu hampir mengenai saya. Dia masuk gerbang seperti mau menuju ke lobi gedung. Saya pikir sudah di lobi. Jadi saya asyik lagi lihat pemesanan ojek online lagi. Ternyata tadi pesanan saya ditolak.

Baca juga : Kampanye di NTB, Maruf : Kalau Bisa Menang 70 Persen

Saya bikin pesanan lagi. Saat sedang asyik ngeliatin handphone, ada teriakan. “Mba...mba”. Saya menoleh ke arah suara datang. Ku pikir siapa yang memanggil. Ternyata sopir Avanza tadi. Mobilnya rupanya parkir di depan palang pintu.

Tempat kita ngambil tiket masuk gedung. Sopir itu bicara sesuatu, saya nggak mendengar jelas. Jadi saya nyaut, “Oh ya...ya”. Dia mungkin penasaran apa saya mudeng dengan pernyataannya. Turunlah dia dari mobil.

Ia pria mengenakan baju kemeja putih. Rambut kriwil-kriwil. Ia menawarkan naik mobilnya gratis. Ternyata mobil itu, taksi online. Alasannya mau mencapai target. Apalagi jarak saya ke tujuan nggak terlalu jauh. Jadi kalau mengantar saya gratis masih untung buatnya.

Baca juga : Kampanye Cerdas

Tawarannya saya terima dengan senang hati. Di dalam mobil dia bercerita lagi soal tawaran gratis itu. Katanya, tidak cuma ia melakukan trik itu. Lama-lama pembicaraan membahas pilpres.

Dia menanyakan capres yang saya pilih. Saya senyum. Lalu mengingatkan dia soal asas pemilu Luber. Langsung Umum Bebas Rahasia. Saya lihat kepalanya manggut-manggut.

Lalu saya balas bertanya. Bagaimana pilihannya. Ia bilang, pilihannya akan menyesuaikan dengan penumpang. Agar penumpang nyaman, katanya. Saya tertawa kecil. Geli mendengar jawabannya.

Baca juga : KPK Sempat Panggil Dirut PT Pupuk Indonesia Logistik

Kami kemudian sama-sama terdiam. Semenit kemudian, dia bicara lagi. Dia mengajak jangan golput. Ketika saya tanya lagi siapa pilihannya. Dia nggak langsung menjawab. Dia hanya berceloteh soal petunjuk yang menurutnya dari Allah SWT.

Pada suatu hari, katanya, dia menemukan salah satu capres salat subuh. Menurutnya, itu hari biasa yang tidak dibuat-buat.

Dari kejadian itu, menguatkan hatinya untuk menetapkan pilihan. Saya hanya bilang: Syukur Alhamdulillah Bapak dah punya pilihan. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.