Dark/Light Mode

Rapsel Ali Usul NTT & Sulsel Jadi KEK Industri Peternakan

Selasa, 7 Desember 2021 19:19 WIB
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Nasdem Muhammad Rapsel Ali. (Foto: Ist)
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Nasdem Muhammad Rapsel Ali. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Ali dari Fraksi Partai Nasdem Muhammad Rapsel Ali mengusulkan kepada pemerintah agar membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk industri peternakan. Menurut dia, opsi terbaik adalah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan.

Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki setidaknya 19 Kawasan Ekonomi Khusus yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 12 sudah beroperasi sementara tujuh lainnya masih dalam proses pembangunan.

Dengan potensi yang dimilikinya, NTT dan Sulsel menurut politisi Nasdem itu juga harusnya ditetapkan sebagai salah satu KEK. Khususnya dalam rangka mendukung pengembangan industri strategis nasional.

Baca juga : Rapsel Ali: Klaster Lokal Dan Industri Pangan Solusi Atasi Pengangguran

"Kalau kita lihat dari potensi kedua daerah ini dan pengembangan industri strategis nasional, maka seharusnya kita menetapkan satu Kawasan Ekonomi Khusus industri peternakan di Sulawesi Selatan atau di NTT," kata Rapsel, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (7/12).

Kata dia, NTT sejak dulu dikenal sebagai lumbung ternak nasional. Pada masa lalu, NTT bahkan pernah berjaya di bidang ternak dengan memasok sapi hingga ke Hongkong. Sementara Sulsel, saat ini tengah berusaha menjadi lumbung daging nasional. Target itu didukung lahan yang sangat luas dan potensial  untuk pengembangan peternakan.

"Jadi bukan hanya membangun kawasan food estate (Industri Pertanian) maupun fish estate (Industri Perikanan), tapi juga harus disiapkan cattle estate (Industri Peternakan)," jelas Rapsel.

Baca juga : Rapimnas II AMPI Jadi Ajang Konsolidasi Politik Anak Muda

Rapsel sangat optimis dengan masa depan industri strategis nasional. Ia juga percaya Indonesia bisa menjadi superhub pangan dunia. "Saya yakin Indonesia mampu membangun kawasan tersebut masing-masing sebagai kawasan industri yang integrated sehingga negara kita ke depan menjadi superhub pangan dunia," tegas pendiri Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) tersebut.

Menurut Rapsel, industri pangan bisa menjadi kekuatan ekonomi Indonesia beberapa tahun ke depan. Alasannya, dengan jumlah penduduk dunia yang sudah begitu besar, itu akan menjadi potensi pasar luar biasa. Data United Nation menyebutkan bahwa jumlah penduduk dunia di 2020 mencapai 7,7 miliar orang. Sementara pada 2030, penduduk dunia diperkirakan akan tumbuh hingga 8,5 miliar dan 9,7 miliar pada 2050.

"Ada sejumlah populasi dunia yang butuh makanan minuman yang berkualitas. Jika negara kita mampu mensuplay 15 persen saja maka billion dollar devisa potensial akan mengalir ke Indonesia setiap bulannya," yakinnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.