Dark/Light Mode

Ketua Komisi X Sayangkan Mundurnya Timnas U-23 dari Ajang Piala AFF

Jumat, 11 Februari 2022 16:30 WIB
Anggota Komisi X DPR Syaiful Huda. (Foto: Ist)
Anggota Komisi X DPR Syaiful Huda. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mundurnya Timnas U-23 dari ajang Piala AFF disayangkan banyak kalangan. Meskipun ajang ini tidak masuk kalender resmi FIFA, namun turnamen ini dianggap penting sebagai pemanasan Timnas U-23 untuk berlaga di Sea Games Hanoi 2022.

“Kami tentu menyayangkan keputusan mundurnya Timnas Sepak Bola kita dari ajang Piala AFF U-23. Dalam pandangan kami turnamen ini sangat penting bagi persiapan timnas kita yang akan berlaga di Sea Games 2022 dan Piala AFF senior yang juga rencananya digelar tahun ini juga,” ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, Jumat (11/2).

Huda mengatakan, dilihat dari kondisi objektif, alasan Timnas U-23 mundur dari Piala AFF memang masuk akal. Ada tujuh pemain Timnas U-23 yang dinyatakan positif Covid-19.

Baca juga : Ini Kata Menpora Soal Timnas U-23 Gagal Ke Piala AFF

Lalu, ada empat pemain yang menunggu inkubasi karena satu kamar dengan mereka yang terpapar Covid-19. Kemudian, ada juga tiga pemain yang mengalami cedera.

"Jadi total ada 13 pemain yang bermasalah dengan kondisi tersebut tentu tidak mungkin kalau dipaksakan mengikuti turnamen. Jadi sebenarnya alasan mundurnya bisa diterima. Namun pertanyaannya, kenapa sampai terjadi situasi yang digambarkan oleh pelatih Timnas Shin Tae Yong begitu buruk," tanya dia.

Politikus PKB ini menilai, situasi tak ideal Timnas Indonesia ini terjadi karena kebijakan kurang ideal dari federasi yang tak segera mengambil langkah antisipatif terkait penyelenggara kompetisi di tengah pandemi. Akibatnya banyak pemain yang akhirnya terjangkit Covid-19 dan mempengaruhi persiapan Timnas.

Baca juga : 3 Pemainnya Masuk Timnas U-23, PSIS Semarang Yakin Kans Juara Piala AFF Besar

"Situasi yang tidak ideal yang dihadapi Timnas saat ini tentu bukan terjadi begitu saja, tetapi ada rentetan di waktu-waktu sebelumnya. Saya menilai federasi kurang bisa mengantisipasi penyelenggaraan kompetisi di tengah pandemi," beber Huda.

Dia mengatakan, tingginya jumlah pemain yang terpapar Covid-19 dan padatnya jadwal kompetisi membuat kualitas kompetisi menjadi ala kadarnya.

Karena itu, dia menilai, harus ada evaluasi menyeluruh agar di satu sisi kompetisi tetap berjalan, tapi di sisi lain pemain tetap sehat serta bugar meskipun di tengah pandemi.

Baca juga : Patung Kobe Bryant Dan Putrinya Dipasang Di Lokasi Kecelakaan

Diingatkannya, mekanisme-mekanisme antisipasi Covid-19 di awal-awal kompetisi sudah dirumuskan. Saat ini, hahya perlu ditinjau lagi pelaksanaannya, apakah masih efektif atau perlu ada penyesuaian dengan perkembangan yang ada, misalnya varian Omicron yang punya karakter cepat menular meski tingkat risiko kefatalannya lebih rendah.

"Nah bagaimana antisipasinya. Apakah mekanisme antisipasi di masa lalu untuk varian delta cocok untuk antisipasi Omicron karena semua kekhasan tersendiri," tutur Huda.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.