Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Teladani M. Natsir

HNW Ajak Politisi Taati Konstitusi & Selamatkan NKRI

Senin, 28 Februari 2022 12:56 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat Sosialisasi Empat Pilar MPR dan seminar bersama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (26/2). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat Sosialisasi Empat Pilar MPR dan seminar bersama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (26/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengingatkan semua pihak agar meneladani kenegarawanan M. Natsir yang senantiasa taat dan patuh pada  konstitusi negara. Yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Natsir turut memperjuangkan terwujudnya Indonesia Merdeka menjadi NKRI  sebagaimana ketentuan UUD 1945 pasal  1 ayat 1, sekaligus sebagai koreksi atas pemberlakuan Republik Indonesia Serikat (RIS).

HNW, sapaan Hidayat juga kembali mengusulkan agar pemerintah menetapkan peristiwa mosi integral yang disampaikan oleh Mohammad Natsir pada 3 April 1950 yang mengembalikan Indonesai sebagai NKRI, setelah dibentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) 27 Desember 1949, sebagai hari NKRI.

"Mosi integral pada 3 April adalah tonggak sejarah yang penting bagi bangsa dan negara, bahwa kita bisa kembali menjadi NKRI dan berlangsung hingga sekarang," kata HNW dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR dan seminar bersama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (26/2).

Acara ini sekaligus tasyakuran 55 tahun berdirinya DDII, ormas Islam yang didirikan oleh Buya M. Natsir. Hadir dalam acara hybride daring dan luring  tersebut Ketua Umum DDII H Adyan Husaini, para ulama dan pimpinan DDII dari berbagai daerah se Indonesia.

Baca juga : HNW Usul 3 April Diperingati Jadi Hari NKRI

HNW menambahkan dalam rangka menguatkan komitmen melaksanakan, membela, dan memenangkan ketentuan konstitusi, sudah sewajarnya apabila tanggal 3 April itu oleh negara diakui sebagai hari NKRI.

HNW mengingatkan, Indonesia saat ini telah mengakui tanggal 13 Desember, saat Deklarasi Djuanda, sebagai hari Nusantara berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 126 Tahun 2001. Maka wajarnya kalau peristiwa penting Mosi Integral 3 April 1950 Deklarasi Juanda pada 13 Desember 1957 juga diakui pemerintah sebagai Hari Nasional.

Sebab tanpa Mosi Integral yang menjadikan Indonesia kembali menjadi NKRI, maka RIS yang bukan negara nusantara, yang akan mentolerir adanya sekat-sekat yang memisahkan antar pulau dengan laut, atau selat.

Setelah secara politik Indonesia menjadi NKRI dengan Mosi Integral 3 April 1950, kemudian M. Natsir ditunjuk sebagai PM yang pertama di era NKRI, eksistensi bangsa Indonesia makin kuat dengan diakui sebagai anggota tetap PBB. Baru lah kemudian kita bisa berkiprah di dunia internasional, yang salah satunya memungkinkan suksesnya Deklarasi Djuanda, pada 13 Desember 1957 yang menyatukan NKRI dengan tanah dan airnya, menjadi Negara Nusantara.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan, penepatan Hari NKRI melalui peristiwa mosi integral  bukan sekadar pengakuan terhadap jasa dan kiprah M Natsir.

Baca juga : Hakim Juga Cabut Hak Politik Azis Syamsuddin Selama 4 Tahun

Tetapi pengingat sejarah akan pentingnya memperjuangkan konstitusi, dan menguatkan kesadaran akan keragaman yang ada tidak menjadi penghambat untuk bersama-sama memperjuangkan NKRI dan menjaga keutuhannya, sebagaimana dicontohkan oleh M. Natsir, Ketua Fraksi Masyumi.

Juga sebagai penyegaran ingatan bahwa perjuangan Parpol Islam Masyumi melalui parlemen (DPRRIS) nyata manfaatnya dengan kembalinya Indonesia menjadi NKRI dan diakui sebagai anggota oleh PBB.

"Jadi jangan ada lagi framing dan disinformasi bahwa perjuangan politik umat Islam di parlemen dianggap sebagai politisasi agama, atau politik identitas, atau tuduhan-tuduhan lainnya yang ahistorik dan tidak menguatkan ber Pancasila, melaksanakan UUD 45, menguatkan NKRI serta prinsip Bhinneka Tunggal Ika. 4 hal yang disebut sebagai 4 Pilar MPR," imbaunya. 

Perjuangan konstitusional mengembalikan RI menjadi NKRI oleh M. Natsir, juga bukan berarti untuk menguatkan sentralisasi, melainkan justru untuk mengokohkan  keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan otonomi daerah dan desentralisasi. Itulah yang kemudian terwujudkan dalam UUD NRI 1945 pasca amandemen di era Reformasi.

Lebih lanjut, HNW mengatakan bahwa jasa M. Natsir, yang merupakan tokoh Partai Islam Masyumi sangat besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Selain mosi integralnya yang menyelamatkan NKRI, M. Natsir juga yang menggagas lambang bintang dalam sila pertama Pancasila.

Baca juga : Kementan Ajak Masyarakat Konsumsi Produk Organik

"Jadi apabila kita bicara 4 Pilar MPR, yakni NKRI, Pancasila, UUD NRI 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, maka kita akan teringat dengan peran penting M. Natsir. Yang membuktikan bahwa antara keIslaman dan keIndonesiaan tidak ada jaraknya, bahkan menyatu, tidak dipisahkan. Fakta sejarah yang penting disegarkan untuk menguatkan NKRI dan menghilangkan phobia di antara sesama warga Bangsa," tuturnya.

Bahkan, pembentukan Kementerian Agama (Kemenag) juga tidak lepas dari peran M. Natsir dan tokoh Masyumi lainnya. Berawal dari usulan Komite Nasional Indonesia Daerah Keresidenan Banyumas, lalu didukung secara penuh oleh sejumlah tokoh Masyumi, termasuk M. Natsir. Kemudian Kementerian Agama disetujui pada Kabinet Sjahrir II dan ditetapkan oleh Presiden Soekarno. Di situ ada juga peran M. Natsir yang luar biasa.

Oleh karenanya, sudah selayaknya pemerintah memberi penghargaan salah satu karya besarnya, yakni mosi integral, 3 April, diakui dan ditetapkan sebagai Hari NKRI yang diperingati setiap tahunnya secara resmi oleh negara.

"Untuk menguatkan kecintaan semua warga bangsa Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam ini terhadap NKRI, buah perjuangan dari Tokoh Partai Islam Masyumi," pungkasnya. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.