Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sowan PWNU Jatim, Puan Dapat Wejangan Intisari Pancasila

Rabu, 2 Maret 2022 16:31 WIB
Ketua DPR Puan Maharani bertemu dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kehadiran Puan disambut hangat oleh Wakil Rais Syuriah KH. Agoes Ali Masyhuri serta sejumlah pengurus PWNU Jatim lainnya, Rabu (2/3). (Foto: Twitter  @puanmaharani_ri)
Ketua DPR Puan Maharani bertemu dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kehadiran Puan disambut hangat oleh Wakil Rais Syuriah KH. Agoes Ali Masyhuri serta sejumlah pengurus PWNU Jatim lainnya, Rabu (2/3). (Foto: Twitter  @puanmaharani_ri)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Puan Maharani bertemu dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kehadiran Puan disambut dengan hangat oleh Wakil Rais Syuriah KH. Agoes Ali Masyhuri serta sejumlah pengurus PWNU Jatim lainnya.  

"Saya diberi wejangan oleh Kiai Ali bahwa silaturahmi itu intinya adalah gotong royong sementara gotong royong itu inti sari dari Pancasila. Bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk membangun bangsa Indonesia, apalagi dalam situasi yang sekarang terkena Pandemi Covid-19, perlu gotong royong dari semua pihak," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/3).  

Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, dalam pertemuan tersebut, para masyayikh NU yang hadir yakni Gus Ali dan Kiai Marzuki, menyegarkan lagi ingatannya tentang silaturahmi dan kedekatan yang terjalin antara Sukarno, kakeknya, dengan Hadratussyekh KH. Hasyim Ashari, juga antara Megawati, ibundanya dengan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.  

"Silaturahmi ini saya lakukan sebagai Ketua DPR dan sebagai cucu proklamator Bung Karno yang menjalin hubungan dekat dengan Kiai Haji Hasyim Ashari, kemudian dilanjutkan dengan Ibu Mega bersama dengan Gus Dur, dan sekarang saya berusaha menjahit kembali silaturahmi dan kedekatan yang pernah ada dalam dua generasi tersebut," urai Puan.  

Baca juga : Kunker Ke Jatim, Puan Disambut Khofifah Dan Elite PDIP Kota Pahlawan

Bagi Puan sendiri, Jawa Timur memiliki nilai emosional yang besar. Di Jawa Timur ini Bung Karno lahir dan besar, kemudian wafat dan dimakamkan di Jawa Timur. "Karenanya, saya sebagai salah satu cucu Bung Karno, merasa punya kedekatan secara psikologis dengan Jawa Timur," kata mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tersebut.  

Puan berharap, Jawa Timur bisa menjadi tempat bersemi dan berkembangnya cita-cita dari para pendiri bangsa yang terangkum dalam dasar negara, Pancasila.

"Sehingga, apa yang dilakukan oleh Bung Karno dan apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang ada di NU Insya Allah bisa diteruskan oleh kita semua secara bergotong royong dalam membangun bangsa dan negara," tutur Puan.  

Pentingnya menghidupkan kembali gotong royong dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan salah satu pokok pembicaraan yang mencuat dalam pertemuan antara Puan dengan PWNU Jawa Timur itu.

Baca juga : Reses Ke Subang, Warga Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng Kemasan

Puan juga bercerita bahwa ia diberi wejangan oleh Kiai Ali bahwa silaturahmi merupakan inti dari gotong royong yang merupakan sari dari Pancasila.  

Dalam pertemuan tersebut pula, Kiai Ali menyatakan apresiasinya atas silaturahmi Puan tersebut dengan menyitir sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa orang-orang yang merawat silaturahminya, akan memiliki rezeki yang baik dan umur yang panjang.  

Menurut Kiai Ali, di negeri yang penuh keragaman seperti Indonesia, silaturahmi dan kebersamaan amat dibutuhkan. "Kita cari titik persamaan, jangan titik perbedaan. Dibutuhkan juga tolong menolong dan gotong royong. Ini penting untuk Kembali dihidupkan karena mulai padam dan ditinggalkan oleh masyarakat," katanya.

Sementara dalam pertemuan itu Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar mengingatkan lagi bahwa kemerdekaan yang dicapai Indonesia pun merupakan hasil dari kumpulan rasa cinta yang amat besar terhadap negara. Serta gotong royong dari begitu banyak elemen bangsa, antara lain kaum nasionalis dan juga para ulama.  

Baca juga : Puan Minta Pengawasan Aturan Baru Karantina Ekstra Ketat

"Bagi warga NU, NKRI harga mati itu bukan jargon semata. Merawat dan menjaga NKRI sama pentingnya menjaga Islam," kata Kiai Marzuki.

Ia juga menjelaskan sebuah analogi yang menggambarkan pernyataannya tersebut. Menurutnya, kemerdekaan Indonesia ini merupakan berkah luar biasa bagi NU dan juga bangsa Indonesia.    

Ia juga berharap, hubungan baik antara kaum nasionalis dan kaum ulama yang telah terjalin sejak lama itu bisa terus dirawat.

"Kalau dulu Indonesia merdeka didukung oleh kerja sama antara para ulama dan kaum nasionalis, maka kami semua, para kiai dan juga Mbak Puan yang ingin terus menjaga bangsa ini, harus bergotong royong melakukannya," tegas Marzuki. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.