Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Basarah Dorong Indonesia Pimpin Pembentukan Justice Forum For Palestine

Senin, 18 April 2022 23:23 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengecam keras kekerasan atas jamaah salat Subuh di Masjid Al-Aqsha. Ia mendorong Indonesia pimpin Parlemen Dunia membentuk Justice Forum for Palestine pasca serangan membabi-buta polisi Israel itu.

Dia berpendapat politik bebas aktif Indonesia seharusnya mendorong negara ini mengambil inisiatif dalam pembentukan forum itu di kancah internasional.

"Kita rasanya sudah bosan meminta Israel  menghentikan kekerasan yang sering mereka lakukan di bulan Ramadan dan PBB tidak pernah mengambil tindakan berarti apapun. Mereka sadar PBB akan melempem seperti macan ompong. Karena itu, langkah konkret harus segera diambil. Parlemen Dunia bisa membuat keputusan politik tingkat dunia dan Indonesia menjadi pemrakarsanya," tegas Ahmad Basarah di Jakarta, Senin (18/4).

Dalam dua hari terakhir media internasional ramai memberitakan polisi Israel kembali menebar teror dengan mengusir dan memukuli warga Palestina yang hendak melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Al Aqsha, Jumat (15/4).

Baca juga : Koalisi Partai Non Parlemen Mau Saingi Parpol Senayan

Sekitar 158 warga Pelestina luka-luka serius akibat dipukuli dan dikeroyok polisi Israel. Kegaduhan muncul antara lain akibat provokasi iklan online yang menyerukan kelompok ekstremis Yahudi menyerbu Masjid Al Aqsa selama liburan Paskah dan mengorbankan hewan di halaman masjid.

Provokasi ini membuat umat Kristen dan Muslim Palestina bersatu dan bertekad siap mati membela Masjid Al Aqsa. Menurut Ahmad Basarah, melawan keganasan dan kejahatan kemanusiaan yang bertubi-tubi dilakukan Israel tidak lagi cukup dengan imbauan di media cetak atau media sosial.

Masyarakat dunia belum lagi lupa dengan tragedi hampir setahun lalu, ketika di pertengahan Mei 2021 Israel menewaskan 83 warga sipil Palestina termasuk 17 anak-anak dalam ketegangan kedua bangsa, kini mereka berulah lagi menumpahkan darah di Masjid Suci Al Aqsha.

"Saat itu kita masih ingat, biarpun sudah ada 83 orang tewas, AS sebagai salah satu anggota Dewan Keamanan PBB tetap memblokir rapat darurat DK PBB yang punya agenda tunggal membahas perseteruan Israel-Palestina. Kejadian serupa akan terulang setiap Israel melakukan kejahatan kemanusiaan, PBB akan melempem dan tokoh-tokoh dunia hanya bisa mengecam lewat media sosial," tandas Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri itu.

Baca juga : Pidato Di UI, Luhut Bicara Penanganan Pandemi Hingga Pembentukan Karakter

Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu menegaskan, sebagai manifestasi Dasa Sila Bandung, Indonesia tak pernah berhenti mendukung penuh berdirinya negara Palestina. Ini adalah amanat Proklamator Republik Indonesia Bung Karno yang sejak Konferensi Asia Afrika digelar sudah bertekad hendak memperjuangkan negara-negara yang belum merdeka termasuk Palestina, serta menolak Israel ikut dilibatkan dalam persiapan konferensi tersebut.

"Spirit antipenjajahan Bung Karno ini tidak boleh padam di setiap dada kita. Indonesia dulu pernah menolak kehadiran Israel pada Asian Games 1962 di Jakarta sebagai bentuk solidaritas kita pada Palestina. Untuk melanjutkan spirit itu, rasanya tidak berlebihan jika Indonesia sekarang memprakarsai pembentukan forum dunia untuk keadilan bagi Palestina," tandas Basarah.

Menurut Dosen Universitas Islam Malang ini, negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) punya potensi besar untuk memperjuangan keadilan buat Palestina. Apalagi jika OKI menggandeng himpunan parlemen-parlemen negara anggota OKI yang bernaung di bawah organisasi Parliamentary Union of the OIC Member States atau PUIC di negara masing-masing, ditambah aliansi organisasi non-pemerintahan bernama Liga Muslim Dunia.

"Setahu saya, PUIC ini organisasi internasional yang cukup lama berdiri, sejak 1999. Anggotanya 54 parlemen dan 21 observer dari organisasi parlemen regional dan internasional. Kalau potensi ini dimaksimalkan dan Kementerian Luar Negeri Indonesia juga mau berinisiatif menggalang kekuatan politik ini, saya yakin martabat Indonesia semakin tinggi. Apalagi kita sekarang sedang memimpin G-20," ungkap Basarah.

Baca juga : Bamsoet Dorong KNPI-Majlis Belia Malaysia Tingkatkan Hubungan

Sebagai langkah awal, Basarah mengusulkan agar pimpinan MPR RI, DPR dan DPD segera melakukan ‘’syura’’ dengan mengumpulkan seluruh pimpinan parlemen dunia, khususnya dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, di Jakarta.

Mereka diminta duduk bersama membahas semua persoalan Palestina-Israel lalu membuat keputusan politik tingkat tinggi yang akan dibawa ke forum PBB.

"Harus ada yang memulai. Jika tidak, kemerdekaan Palestina selamanya akan jadi wacana saja. Saya optimistis parlemen Indonesia bersama parlemen negara-negara muslim lainnya dapat menjadi lokomotif perdamaian Palestina-Israel karena Indonesia memiliki landasan filosofis-konstitusional sebagaimana Pembukaan UUD NRI 1945 yang menginginkan semua penjajahan di atas muka bumi ini harus dihapuskan," yakin Basarah. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.