Dewan Pers

Dark/Light Mode

Soal Kenaikan Tarif Candi Borobudur

Tiket Mahal, Pariwisata Sepi

Selasa, 7 Juni 2022 07:50 WIB
Candi Borobudur. (Foto: Istimewa)
Candi Borobudur. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti rencana kenaikan tiket masuk Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, sebesar  Rp 750 ribu untuk turis lokal dan 100 dolar AS atau sekitar Rp 1.443.000 untuk turis asing. Kenaikan drastis itu sangat memberatkan masyarakat.

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar meminta Pemerintah mengkaji ulang rencana tersebut. Meski, kenaikan tersebut dimaksudkan untuk membatasi tingkat kunjungan ke candi terbesar di Indonesia.

“Pemerintah diminta mengkaji ulang rencana kenaikan biaya itu. Terutama untuk saudara-saudara kita yang ke situ untuk kegiatan ibadah keagamaan harus mendapatkan kekhususan,” ujar Muhaimin di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Muhaimin bilang, tarif yang ditetapkan terlampau mahal justru akan merugikan pariwisata Indonesia. Sebab, di balik industri pariwisata ada dampak ekonomi yang mengikutinya.

“Bagaimana kehidupan masyarakat di sekitar Borobudur yang selama ini menggantungkan hidupnya dari denyut nadi pariwisata di sana,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini.

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, selama dua tahun lebih pariwisata Indonesia termasuk di Borobudur mati suri akibat pandemi. Saat ini, denyut kehidupan pariwisata mulai tampak.

Berita Terkait : Luhut: Harga Tiket Candi Borobudur Bakal Dikaji Lagi, Supaya Bisa Diturunkan

“Jangan sampai, tanda-tanda kehidupan pariwisata ini akan kembali redup akibat kebijakan yang memberatkan masyarakat,” wanti-wanti dia.

Warga di sekitar Candi Borobudur, kata Cak Imin, tentu berharap bisa segera menikmati geliat ekonomi yang mulai tampak. Jangan sampai mereka harus menderita lagi karena wisatawan sepi karena mahalnya harga tiket.

Karena itu, Imin meminta Pemerintah membuat formulasi yang benar-benar tepat sebagai upaya membatasi kunjungan ke kawasan Candi Borobudur. Membatasi kunjungan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dibuat kuota kunjungan dengan sistem pendaftaran atau pembatasan-pembatasan lainnya.

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, menaikkan harga tiket bukan satu-satunya opsi untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur sebagai cagar budaya.

“Masih banyak opsi lain yang bisa kita jadikan sebagai ruang kompromi,” ujar Huda.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu bilang, pembatasan jumlah dan akses turis untuk naik ke stupa Candi Borobudur bisa jadi pilihan tanpa harus menaikkan harga tiket.

 

Berita Terkait : Target Menang Pilkada Jabar, Golkar Tidak Mau Asal-asalan

“Bisa dengan melimitasi jumlah dan waktu bagi wisatawan. Ini pilihan rasional dibanding menaikkan tarif masuk ke destinasi Borobudur,” ujar Huda.

Menurut Huda, kenaikan harga tiket juga kontra produktif dengan semangat pemulihan destinasi wisata pasca pandemi. Padahal, upaya pemulihan ekonomi harusnya didorong dengan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk dapat menyambangi destinasi wisata.

Huda menekankan, Candi Borobudur tidak boleh menjadi destinasi wisata yang eksklusif. Karena dapat menjauhkan publik yang ingin mempelajari sejarah dan keberadaan Borobudur dari dekat.

“Borobudur tetap harus didorong sebagai destinasi yang sifatnya inklusif. Semua orang bisa mengakses karena Borobudur sejak dari awal diposisikan sebagai destinasi yang sifatnya publik,” harap dia.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya melunak. Harga tiket bisa turun terutama untuk turis lokal.

“Saya akan minta pihak-pihak terkait segera mengkaji lagi supaya tarif itu bisa diturunkan,” ujar Luhut, kemarin.

Berita Terkait : Resmi Diluncurkan, Ganjar: Borobudur Marathon Trigger Kebangkitan Ekonomi

Luhut menyadari adanya kekhawatiran dari masyarakat mengenai tarif untuk turis lokal yang dianggap terlalu mahal. Rencana tarif yang muncul itu belum bersifat final, karena masih akan dibahas dan diputuskan Presiden Jokowi pada pekan depan.

Kendati demikian, Luhut menegaskan, rencana kenaikan tarif untuk turis asing menjadi 100 dolar AS tidak akan berubah. Begitu pula tarif untuk pelajar tetap sesuai rencana yang sebelumnya disampaikan, yakni Rp 5 ribu.

Luhut mengatakan, nantinya semua calon turis yang ingin mengunjungi Candi Borobudur diwajibkan melakukan reservasi secara online. Hal ini dilakukan untuk mengatur aliran pengunjung.

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan membatasi kunjungan ke Candi Borobudur. Turis yang ingin naik ke Candi Borobudur dibatasi sebanyak 1.200 orang per hari dengan cara menaikkan tarif.

Biaya untuk wisman ditetapkan 100 dolar AS, sedangkan turis lokal sebesar Rp 750.000, dan tarif pelajar Rp 5.000. Langkah ini dilakukan demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara Candi Borobudur. ■