Dark/Light Mode

Peneliti: Kenaikan Harga Pangan Pengaruhi Daya Beli Masyarakat

Senin, 2 Mei 2022 16:32 WIB
Ilustrasi. (Net)
Ilustrasi. (Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tingginya harga beberapa komoditas pangan yang sudah berlangsung sejak awal tahun berdampak pada daya beli masyarakat.

“Kestabilan harga bukan lagi menjadi satu-satunya yang menentukan keterjangkauan masyarakat terhadap komoditas pangan. Pemerintah perlu memperhatikan daya beli yang menurun akibat pandemi Covid-19,” terang Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta.

Rilis Badan Pusat Statistik menunjukkan angka kemiskinan periode September 2021, menunjukkan perbaikan dengan adanya penurunan sebesar 9,71 persen setelah setahun sebelumnya (September 2020) mencapai 10,19 persen.

Baca juga : Peremajaan Sawit Tak Mudah, Tantangan Terberatnya Legalitas Lahan

Namun pencapaian positif ini berpotensi menurun karena tingginya harga komoditas pangan. Pangan merupakan komponen bernilai signifikan dalam konsumsi rumah tangga, terlebih pada masyarakat berpenghasilan rendah, yang dapat mencapai 50 persen.

Indeks Bulanan Rumah Tangga (Bu RT) dari CIPS menunjukkan, harga minyak goreng di Jakarta pada Maret naik 32,18 persen menjadi Rp 18.505/liter dari Rp 14.000/liter pada Februari atau setara dengan kenaikan sebesar 39,69 persen dari Rp 13.247/liter dibandingkan Maret tahun lalu.

Baru-baru ini kata dia, Pemerintah menetapkan pelarangan ekspor crude palm oil (CPO) serta produk turunannya termasuk minyak goreng, setelah sebelumnya memberlakukan kenaikan besaran Domestic Market Obligation (DMO), Domestic Price Obligation (DPO) dan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Baca juga : KSP: Penjemputan Pengungsi Konflik Sampang Bukti Masyarakat Toleran

Harga daging sapi juga naik sejak awal tahun. Data Indeks Bu RT menunjukkan, harga daging sapi di Jakarta pada Maret 2022 naik 9,27 persen dari Februari menjadi Rp153.700/kg.

"Ada juga peningkatan 2,28 persen dari periode yang sama tahun lalu," katanya.

Felippa menjelaskan, kenaikan harga tersebut berkaitan dengan kenaikan harga daging sapi dunia, kenaikan biaya distribusi, serta peningkatan permintaan jelang Ramadan.

Baca juga : HKTI Apresiasi Pemerintah Kendalikan Ketersediaan Bahan Pokok Jelang Lebaran

Karena supply daging sapi Indonesia masih didominasi impor, yaitu sebesar 30 persen berdasarkan data Kementerian Pertanian 2020, kenaikan harga daging sapi internasional juga berdampak pada kenaikan harga domestik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.