Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tidak Hanya Di Daerah Terpencil

Merdeka Belajar Terkendala Internet

Kamis, 16 Juni 2022 07:50 WIB
Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Program Kurikulum Merdeka Belajar masih terkendala Information Technology (IT). Khususnya sekolah-sekolah yang berada di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T).

Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatasi persoalan IT itu. Kurikulum Merdeka Belajar memang punya pembelajaran yang fleksibel, tetapi ketergantungan terhadap akses internet itu menjadi lebih kuat.

“Akses internet ini menjadi masalah bagi penyelenggara atau guru sekolah-sekolah seperti di Palembang (Sumatera Selatan). Bagaimana di daerah terpencil?” ujar Zainuddin dalam keterangannya, kemarin.

Baca juga : Selamat Datang Presiden Frank-Walter Steinmeier

Kurikulum Merdeka Belajar, lanjutnya, menekankan pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.

Dari segi konsep, kata dia, kurikulum ini menempatkan sumber belajar itu tidak hanya terbatas pada guru, buku, tapi juga pembelajaran kehidupan yang lebih luas. Misalnya, siswa belajar tentang ekonomi dengan pendekatan utility memanfaatkan pasar. Para siswa bisa terjun ke pasar atau atau mensimulasikan saja.

“Nah, kalau mensimulasikan itu butuh teknologi. Di sinilah kelemahan dari implementasi dari Kurikulum Merdeka Belajar ini yang dijalankan oleh sekolah penggerak,” kata dia.

Baca juga : Covid-19 Di Negara Tetangga Melonjak Lagi, Indonesia Masih Terkendali

Zainuddin bilang, program ini dijalankan dengan baik di sekolah-sekolah bagus. Evaluasi dari Kemendikbudristek, terjadi peningkatan prestasi belajar. Capaian literasi menjadi 570, sedangkan saat menerapkan kurikulum 2013 hanya mencapai angka 532, setelah terkena pandemi turun lagi menjadi 482.

“Dengan menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar memang ada peningkatan capaian literasi. Akan tetapi hanya terjadi di sekolah-sekolah yang Sumber Daya Manusianya (SDM)-nya sudah baik,” terang legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur X ini.

Para guru yang menjalankan Kurikulum Merdeka Belajar ini beberapa kota besar, sudah mendapatkan bimbingan, pendampingan atau pelatihan. Juga dilengkapi sarana penunjang terutama adalah IT.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.