Dark/Light Mode

Terima Wartawan Senior, Bamsoet Dorong Peningkatan Gerakan Wakaf

Jumat, 24 Juni 2022 20:01 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) dan Yayasan Jala Surga, di Jakarta, Jumat (24/6). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) dan Yayasan Jala Surga, di Jakarta, Jumat (24/6). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung keberadaan Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi). Diinisiasi para jurnalis lintas generasi, Forjukafi telah mengimplementasikan semangat Undang-Undang (UU) Nomor 41/2004 tentang Wakaf dalam memperkuat gerakan wakaf ke berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya sebagai bekal menambah 'tabungan' di akhirat, wakaf juga bisa dimanfaatkan sebagai modal pembangunan dalam upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat.

"Wakaf tidak hanya dilakukan dan dinikmati oleh kalangan umat islam saja, melainkan juga untuk umat beragama lainnya. Sejarah mencatat, sejak dahulu bangsa Indonesia telah melakukan wakaf. Sebagaimana diperlihatkan masyarakat Aceh yang antusias mengumpulkan uang mencapai 130.000 straits dolar untuk membeli pesawat pertama kepresidenan, Seulawah RI-01. Sejarah juga mencatat bahwa lapisan emas Tugu Monas, lingkaran Stadion Gelora Bung Karno, hingga tanah lokasi Gedung MPR/DPR/DPD, tidak lepas dari gerakan wakaf," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai menerima Forjukafi dan Yayasan Jala Surga, di Jakarta, Jumat (24/6).

Baca juga : Telkomsel Dorong Pemerataan 4G di Wilayah Jakarta Timur

Pengurus Forjukafi yang hadir antara lain, Ketua Wahyu Muryadi, Sekretaris Rijanto, dan Bendahara Choiri. Sementara pengurus Yayasan Jala Surga yang hadir antara lain, Ketua Idy Muzayyad dan Bendahara M Fakhruddin.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta lebih, sebanyak 237 juta di antaranya merupakan pemeluk agama Islam, Badan Wakaf Indonesia (BWI) memproyeksikan potensi wakaf tunai di Indonesia bisa mencapai Rp 180 triliun per tahun. Namun, realisasinya hingga kini masih minim.

Baca juga : Dubes Rusia, Kenangan Sang Kakek Di Peringatan Perang Patriotik

"Badan Wakaf Nasional melaporkan, pengumpulan wakaf uang periode 2018-2021 mencapai Rp 855 miliar, naik 235,29 persen dari pengumpulan sepanjang periode 2011-2018 yang mencapai angka Rp 255 miliar. Namun, angka tersebut baru mencapai setengah persen dari total potensi wakaf uang yang mencapai angka Rp 180 triliun. Karenanya butuh peran dari berbagai lembaga, seperti Forjukafi, untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin menyalurkan wakafnya," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI ini menerangkan, salah satu penyebab rendahnya realisasi potensi wakaf tidak lain karena tingkat literasi masyarakat terhadap wakaf yang juga tergolong masih rendah. Studi yang dilakukan Badan Wakaf Indonesia dan Kementerian Agama pada 2020 menunjukkan bahwa skor indeks literasi wakaf Indonesia baru mencapai angka 50,48 yang berada pada kategori rendah.

Baca juga : Pemerintah Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi Regional

"Selain membantu penguatan literasi wakaf, Forjukafi juga punya peran besar melakukan pengembangan wakaf yang bersifat produktif, yang memiliki dimensi usaha atau investasi. Sehingga pengelolaan wakaf bisa memberikan nilai tambah bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat luas. Seperti menciptakan lapangan pekerjaan baru hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bentuknya antara lain, membangun rumah sakit, membangun lembaga pendidikan, membangun kawasan wisata, hingga menyediakan kapal tangkap ikan bagi para nelayan," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.