Dark/Light Mode

Terima Direksi PT DI, Bamsoet Dukung Pengembangan Pesawat N219 Nurtanio

Senin, 4 Juli 2022 15:03 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) menerima Direktur Utama Marsda TNI Gita Amperiawan, di Jakarta, Senin (4/7). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) menerima Direktur Utama Marsda TNI Gita Amperiawan, di Jakarta, Senin (4/7). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung kinerja PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di bawah kepemimpinan Direktur Utama Marsda TNI Gita Amperiawan yang terus menyempurnakan pengembangan pesawat N219 Nurtanio, sebagai pesawat kebanggaan Indonesia yang dikembangkan, diproduksi, dan ditangani langsung para engineer dari dalam negeri. Pesawat N219 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 210 knot dan kecepatan terendah hingga 59 knot, dengan daya jelajah mencapai ketinggian 10.000 Ft serta jarak tempuh mencapai 828 NM (1.533 Km).

Menurut Bamsoet, sapaan akrab Bambang, kemampuan ini sangat cocok digunakan di negara kepulauan seperti Indonesia dan negara kawasan Asia Pasifik lainnya. Bisa untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, penyaluran bantuan bencana alam, hingga surveillance and patrolling.

Saat ini, tingkat komponen dalam negeri N219 sudah mencapai 44,69 persen. Sedang ditingkatkan agar dapat mencapai 70 persen. Dari mulai landing gear, avionics, sampai bahan baku pesawatnya dibuat industri di dalam negeri.

Baca juga : Bandara Bali Terima Tambahan 2 Penerbangan Internasional

"Pengembangannya sudah memasuki serangkaian uji terbang sebagai penyiapan untuk masuk ke pasar domestik dan internasional. Sekaligus penyiapan pengembangan pesawat N219 versi amphibi yang saat ini sudah memasuki tahapan detail design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan prototyping and structure test, development flight test dan ditargetkan perolehan amendment type certificate (ATC)/sertifikasi amphibi di tahun 2024," ujar Bamsoet, usai menerima direksi PT DI, di Jakarta, Senin (4/7). Direksi PT DI yang hadir antara lain, Direktur Utama Marsda TNI Gita Amperiawan, Direktur Produksi Batara Silaban, dan Sekretaris Perusahaan Irlan Budiman.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Harga jual N219 sangat kompetitif, sekitar 6,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 97,24 miliar. Total pesanannya sudah mencapai ratusan unit. Bahkan, pasar internasional seperti Nigeria, China, dan Meksiko, juga sudah menyatakan ketertarikannya terhadap N219.

"Untuk meningkatkan kemampuan komersialisasi pesawat N219, seperti kemudahan pembiayaan bagi pembeli, perlu dukungan pembiayaan dari perbankan Indonesia maupun dengan skema leasing oleh perusahaan di Indonesia," jelas Bamsoet.

Baca juga : Gepak Kuning Kaltim Tegaskan Konsisten Dukung Pembangunan IKN Nusantara

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, kemampuan PT DI dalam memproduksi pesawat terbang tidak perlu diragukan. Terbaru, pada Juni 2022, PT DI telah menyerahkan satu unit Pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission kepada Kementerian Pertahanan untuk dioperasikan Skuadron 800 Puspenerbal TNI Angkatan Laut.

"Di pasar internasional, antara 1978 hingga 2019, PT Dirgantara Indonesia telah mengirimkan sekitar 10 unit pesawat buatannya ke Thailand. Antara lain, lima unit NC212 untuk keperluan pertanian yang dipesan Department of Royal Rainmaking, dua unit CN235-200 serta satu unit CN235-200M pesanan Royal Thai Police untuk alat transportasi militer, serta dua unit NC212i pesanan Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC)," terang Bamsoet.

Pendiri sekaligus pemilik Black Stone Airline Cargo, Raffles Global Angkasa Group (RGA) ini juga menyatakan ketertarikan untuk ikut memiliki CN235-220 dengan pintu belakang (ramp door) untuk angkutan kargo antar-pulau kapasitas 5,2 ton.

Baca juga : Dicurhati Petani, Teten Dukung Pembangunan Pabrik Olahan Kelapa Sawit Di Kabupaten Agam

Bamsoet menambahkan, pada akhir 2021, PT DI juga telah sukses melakukan uji terbang pesawat perdana CN235-220 Flying Test Bed dari Bandung ke Jakarta. Menggunakan bahan bakar campuran minyak inti sawit 2,4 persen, dengan nama produk Bioavtur J2.4.

"Menjadi terobosan baru bagi Indonesia dalam meningkatkan kontribusi biofuel di sektor transportasi udara dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Sebagaimana pengembangan N219, pengembangan bioavtur ini juga harus terus didukung dan dikawal, agar bisa berjalan sukses," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.