Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Munas V Asosiasi Asosiasi BP PTSI

Bamsoet Dorong Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Perguruan Tinggi Swasta

Kamis, 21 Juli 2022 15:01 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan, dalam tataran realita, terlebih dengan hadirnya era digital, pendidikan di Indonesia masih menyisakan berbagai persoalan. Terlihat dari peringkat pendidikan negara dunia yang dipublikasikan World Population Review pada 2021, menempatkan Indonesia di peringkat ke-54 dari 78 negara dunia. Di kawasan Asia Tenggara, peringkat Indonesia berada di bawah Singapura (peringkat 21), Malaysia (peringkat 38), dan Thailand (peringkat 46).

"Persoalan besar yang dihadapi antara lain terkait ketimpangan dan keterbatasan akses pendidikan. Tercermin dari kesenjangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM di DKI Jakarta mencapai 81,11 sedangkan di Papua hanya 60,62. Serta tergambar dari rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi yang pada 2021 tercatat sebesar 31,18 persen," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Asosiasi BP PTSI), secara virtual dari kawasan Black Stone Beach Bali, Kamis (21/7).

Acara ini turut dihadiri Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI sekaligus KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Ketua Umum Asosiasi BP PTSI Prof Thomas Suyatno, serta Dirjen Kelembagaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Lukman.

Baca juga : Bamsoet Dorong Pemerintah Segera Atasi Tingginya Harga Avtur

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, jumlah mahasiswa di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun, sementara daya tampung perguruan tinggi negeri cenderung stagnan. Sebagai gambaran, pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2022, dari 800.852 pendaftar hanya 192.810 peserta yang diterima, atau sekitar 24,07 persen. Karena itu, kehadiran perguruan tinggi swasta harus menjadi solusi mengatasi ketimpangan dan keterbatasan akses terhadap pendidikan tinggi. Tidak hanya dari aspek kuantitas, tetapi juga kualitas.

"Asosiasi BP PTSI mempunyai peran strategis membangun sinergi dan kolaborasi, serta mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas perguruan tinggi swasta. Mengingat semangat pembaharuan dunia pendidikan merupakan keniscayaan, karena dinamika zaman bukanlah sesuatu yang dapat ditunda atau ditawar. Terlebih akibat pandemi Covid-19, sistem pembelajaran pun harus disesuaikan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang kini menjadi keharusan," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, gagasan memajukan pendidikan mengisyaratkan adanya sikap adaptif, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Serta agile, yaitu proaktif dan sigap terhadap dinamika kemajuan. Keduanya sangat penting, karena pendidikan bukan hanya dimaknai secara sederhana sebagai transaksi pembelajaran, tetapi juga sebagai sebuah ekosistem yang terintegrasi.

Baca juga : Kemendagri Berikan 19.425 Sertifikat Peningkatan Kapasitas Dan Literasi Keuangan Daerah

"Untuk lebih mengoptimalkan peran dalam penyediaan akses pendidikan tinggi berkualitas, Asosiasi BP PTSI juga dapat mengambil berbagai langkah terobosan dan inovasi. Misalnya melalui konsep internasionalisasi pendidikan. Selain dapat meningkatkan kualitas akademik juga dapat mendorong terwujudnya visi pendidikan yang berorientasi global," terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, dalam perspektif ekonomi bagi negara-negara maju, internasionalisasi pendidikan tinggi juga dimaknai sebagai sebuah industri penting, dan menjadi sumber keuangan negara. Sebagai gambaran, Universitas Oxford di Inggris memiliki sekitar 11.500 mahasiswa asing, atau 43 persen dari total mahasiswanya, dan mampu menyumbang 15,7 miliar Euro untuk perekonomian negaranya. Begitu pun dengan kondisi di Universitas Sydney (Australia), Universitas Columbia (Amerika Serikat), dan Universitas Harvard (Amerika Serikat).

"Jumlah mahasiswa internasional yang belajar di Indonesia sebenarnya selalu meningkat, dari 6,15 juta pada 2016 menjadi 8,96 juta pada 2021. Saat ini yang masih menjadi tantangan adalah mentransformasikan kondisi tersebut menjadi sumberdaya perekonomian yang potensial," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.