Dark/Light Mode

Ketua MPR Serukan Penyelesaian Damai Konflik Rusia-Ukraina

Kamis, 6 Oktober 2022 16:36 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo menerima Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Matvienko, di Jakarta, Kamis (6/10). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo menerima Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Matvienko, di Jakarta, Kamis (6/10). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi sikap Rusia yang siap membuka dialog perundingan dengan Ukraina. Sesuai prinsip luar negeri bebas dan aktif, Indonesia tidak pernah memihak pihak yang bertikai, melainkan selalu berpihak kepada terwujudnya perdamaian dunia. Begitupun dalam menyikapi konflik militer Rusia-Ukraina, Indonesia selalu menyerukan kepada kedua negara sahabat tersebut tentang pentingnya mengedepankan dialog berkeadilan, sehingga konflik segera bisa dihentikan secepat mungkin. Bukan hanya demi kebaikan warga Rusia dan Ukraina, melainkan juga demi kebaikan seluruh warga dunia.

"Sebagaimana disampaikan Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Matvienko, posisi Indonesia bagi Rusia sangat penting. Indonesia sebagai mitra kunci bagi Rusia di kawasan Asia Pasifik. Rusia juga menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sebagai sahabat, Indonesia berharap agar konflik militer Rusia-Ukraina bisa segera berakhir, dan dunia bisa kembali pulih," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai menerima Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Matvienko, di Ruang Kerja Ketua MPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10).

Baca juga : Ketua MPR Dorong Peningkatan Investasi Turki di Indonesia

Pertemuan ini turut dihadiri para pimpinan MPR yaitu Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, dan Fadel Muhammad. Hadir pula Wakil Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Konstantin Kosachev, Wakil Ketua Duma Negara Majelis Federal Federasi Rusia Petr Tolstoy, Senator Lilia Gumerova, dan Senator Vladimir Dzhabarov.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, kedekatan Indonesia dengan Rusia terjalin sejak 1956. Keberadaan Gedung Nusantara di Kompleks MPR/DPR/DPD, dibangun atas gagasan Presiden Soekarno untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces), yang Rusia yang saat itu masih menjadi Uni Soviet, termasuk yang mendukung gagasan Soekarno dalam New Emerging Forces.

Baca juga : Ketua DPR Puan Dorong Perdamaian Ukraina Dengan Rusia

"Keberadaan Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK) juga tidak lepas dari peran Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev yang mengirimkan para insinyur dan teknisi untuk membantu merancang dan membangun Stadion GBK. Tidak heran jika di Rusia juga terdapat stadion yang menyerupai GBK, yakni Stadion Stadion Luzhniki yang terletak di Luzhniki, Moskwa. Karena itu, sebagai sahabat baik, Indonesia selalu berharap Rusia bisa segera menyelesaikan konflik militer dengan Ukraina secepat mungkin. Sehingga kita bisa bersama-sama membantu pemulihan dunia yang masih menghadapi resesi pasca pandemi Covid-19," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, Rusia juga menawarkan kepada Indonesia untuk membeli minyak mentah dari mereka dengan harga yang jauh lebih murah dibanding harga pasar. Sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi, Indonesia selalu memantau berbagai opsi yang ada.

Baca juga : Pemprov Jatim & Pemkab Malang Siapkan Layanan Pemulihan Trauma Bagi Korban Tragedi Kanjuruhan

"Bagi Indonesia, Rusia merupakan pasar potensial sekaligus mitra dagang utama. Indonesia dan Rusia telah menargetkan agar nilai perdagangan kedua negara bisa mencapai 5 miliar dolar AS dengan peningkatan Status Kemitraan Strategis. Beberapa komoditas Indonesia yang potensial untuk diekspor ke Rusia antara lain kopi, teh, rempah rempah, dan buah-buahan tropis. Komoditas minyak sawit (CPO) mendominasi struktur ekspor Indonesia ke Rusia sebesar 33 persen dalam 5 tahun terakhir. Market share kelapa sawit Indonesia di Rusia mencapai 93 persen dari total impor sawit Rusia pada 2020 atau 863 ribu ton dengan nilai 656 juta dolar AS," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.