Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Antisipasi Bahan Berbahaya

BPOM, Ayo Segera Lakukan Pengawasan

Rabu, 19 Oktober 2022 07:20 WIB
Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati. (Foto: Dok. DPR RI)
Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan meminta agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) gerak cepat mengatasi kasus bahan obat dan makanan berbahaya yang beredar di masyarakat. BPOM memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) mengawasi pere­daran bahan obat dan makanan berbahaya.

“Kami minta pengawasan dampak etilen glikol juga di­lakukan pada produk yang sering digunakan seperti plastik dan kosmetik untuk mengetahui tingkat keamanannya,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati dalam keterangannya, kemarin.

Kurniasih juga menyoroti kasus penarikan mie instan produksi Indonesia di be­berapa negara. Dia mendorong agar segera dilakukan tes dan pengawasan secara menyeluruh terhadap semua produk serupa yang beredar di Indonesia.

Baca juga : Jokowi: Negara Hadir Untuk PMI

Hal itu dilakukan untuk me­mastikan agar mie instan yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi oleh masyarakat. Kenapa sampai ada mie instan produk Indonesia yang disebut mengandung bahan berba­haya dan beredar di berbagai negara.

Lebih lanjut Kurniasih meminta ketegasan dari Pemerintah terkait kasus penemuan kandungan berbahaya pada berbagai produk kosmetik. Caranya dengan menggandeng lembaga penegak hukum untuk menindak dari proses produksi atau hulunya.

“Jika hanya menindak di tingkat peredaran akan menjadi pekerjaan yang terus menerus dan memakan biaya peninda­kan yang tidak sedikit,” tukas politikus PKS ini.

Baca juga : Para Ibu Disarankan Lakukan Pemeriksaan Rutin Sejak Awal Masa Kehamilan

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta BPOM meneliti ulang semua kemasan pangan yang meng­gunakan bahan etilen glikol dalam proses pembuatannya. Hal ini untuk mengetahui kadar etilen glikol di dalam produknya. Termasuk juga kemasan galon sekali pakai yang berbahan PET (Polietilen Tereftalat).

“Karena itu bisa menyebab­kan bahaya kesehatan pada anak-anak seperti yang terjadi di Gambia,” ujar Rahmad da­lam keterangannya, kemarin.

Menurut Rahmad, selama ini beberapa kelompok tertentu gencar mendorong potensi kandungan BPA pada polikar­bonat. Padahal, BPOM juga mencantumkan potensi bahaya etilen glikol dalam kemasan plastik PET.

Baca juga : Antisipasi Resesi Global, Luhut Siapkan Perang Rakyat Semesta

Dia menjelaskan, penelitian terhadap kemasan pangan yang mengandung etilen glikol terse­but sangat diperlukan meng­ingat terus berkembangnya ilmu pengetahuan. Termasuk, meneliti penyebab anak-anak Indonesia yang tengah mengalami gangguan penyakit ginjal akut.

“Tidak salah BPOM melaku­kan satu kajian yang melibat­kan peneliti dari universitas yang sangat berkompeten,” saran politikus PDIP ini.

Namun demikian, Rahmad meminta masyarakat tidak terlalu panik dengan adanya kejadian di Gambia. Karena, ada batas-batas zat berbahaya dalam produk pangan yang bisa ditoleransi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.