Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

HNW Beri Tips Jadi Santri Sekaligus Politisi Berprestasi

Kamis, 8 Desember 2022 09:13 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat
berkunjung ke Pondok Pesantren Baitul Quran Cirata, Kampung Rawatutut RT 13 RW 07, Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Rabu (7/12). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat berkunjung ke Pondok Pesantren Baitul Quran Cirata, Kampung Rawatutut RT 13 RW 07, Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Rabu (7/12). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid di depan para kiai, ustadz dan ratusan santri dari Pesantren Baitul Quran, Cirata Purwakarta menyampaikan kiat sukses sebagai santri yang berprestasi dan berkontribusi tinggi membangun peradaban negeri.

Dimulai dengan terus mengasah sikap peduli dan mensyukuri, HNW mengajak semua santri untuk hadirkan keprihatinan dan duka mendalam atas rentetan bencana alam yang terjadi di Indonesia.

Dari mulai gempa bumi dan tanah longsor di Cianjur, gempa bumi Garut dan Jember, banjir, hingga kembali erupsi gunung Semeru.

Hidayat mengingatkan, musibah yang bisa terjadi di mana saja dan menimpa siapa pun. Di masjid, sekolah, rumah sakit hingga pondok pesantren dapat terkena imbas dari bencana alam.

HNW meminta, seluruh pihak harus mengambil pelajaran dari peristiwa bencana alam ini. Juga peduli terhadap korban bencana dengan terbiasa membantu mereka dengan yang yang kita bisa apakah dana, tenaga atau doa. Sekaligus juga bersyukur bila pesantren dan santri diselamatkan Allah dari bencana.

Karena dengan bersyukur, maka jiwa para santri diisi ideologi yang positif yang akan menjaga karunia Allah yang ada dan bahkan akan menambah dan melipat gandakan nikmat dan karunia Allah dalam segala bidang kehidupan.

Baca juga : Cerita Mahfud Saat Nyantri, Ditempa Jadi Manusia Berintegritas

"Agar itu terwujud, bersyukur hendaknya bukan sekedar lips service maupun pembuka pidato, tapi rasa syukur yang menjadi bagian dari ideologi dan akidah Islam," kata Hidayat Nur Wahid.

Pernyataan itu disampaikan Hidayat saat berkunjung ke Pondok Pesantren Baitul Qur'an Cirata, Kampung Rawatutut RT 13 RW 07, Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Rabu (7/12).

Ikut hadir pada pertemuan tersebut, pendiri Pondok Pesantren Baitul Qur'an Cirata Dr. KH. Muslikh Abdul Karim, Dewan Pembina Yayasan Baitul Qur'an ustadz Muhamad Muslikh, Ketua yayasan Baitul Qur'an Ustad Yasin Hasan, Pimpinan Ponpes Baitul Qur'an Cirata ustad Yusuf Hadi, serta para ustad ustadzah dan para santri Baitul Qur'an.

Pada kesempatan itu, Hidayat mengingatkan para santri di Pesantren Baitul Quran, agar berorientasi sukses meniti karier dan berkontribusi membangun Umat dan Negara, sebagaimana arahan Al-Qur'an.

Dimulai dengan komitmen dan keseriusan untuk terus membaca memperluas wacana tapi tetap dalam koridor kebenaran dan kemanfaatan, mengokohkan pribadi dengan karakter dan akhlak yang terbaik. 

Juga terus mendekatkan diri kepada Allah dzat segala kebaikan dan kebajikan, dengan qiyamullail dll, dan berorientasi menyebarluaskan nilai dan laku kebaikan dan kebenaran serta peradaban berkeunggulan seperti ini kepada masyarakat luas.

Baca juga : Saatnya Messi Beraksi

Itulah, kata Hidayat, yang diajarkan oleh Al-Qur'an pada surah pertama, kedua, ketiga dan keempat yang Allah wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Agar para santri penghafal Al-Qur'an juga bisa berkontribusi menghadirkan mengamalkan ajaran Al-Qur'an dengan hadirkan kembali pribadi dan generasi unggul yaitu khaira ummat.

"Yang risalah kehidupannya untuk berkolaborasi hadirkan Islam yang rahmatan lil alamin, agar negeri yang mereka diami yaitu Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur," tuturnya.

HNW mengajak para santri penghafal Al-Qur'an agar bisa menjadi teladan kesuksesan dengan menjadikan dinamika ajarannya sebagai hal yang bukan hanya dihafalkan tapi dipraktekkan.

Agar ujung terakhir dari ajaran Al-Qur'an yaitu hadirnya ridha Allah dan sukses yang hadirkan kemenangan yang penuh berkah, jauh dari ideologi apalagi tindakan terorisme, radikalisme, ekstremisme.

"Karena ujung akhir dari ajaran Al-Qur'an yaitu ayat ke 3 dari surah al Maidah maupun surah an Nashr, sebagaimana diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, bukan hal negatif destruktif seperti itu. Melainkan hadirnya sukses dan kemenangan peradaban yang diridhai Allah dan bermanfaat untuk kelangsungan dan kemajuan peradaban umat manusia," tuturnya.

Membaca, menurut anggota Komisi VIII DPR RI, ini adalah peradaban yang membawa keunggulan. Dalam konteks Indonesia, dari pesantren kembali dapat memunculkan pahlawan dan tokoh bangsa yang sangat terhormat dan berjasa kepada bangsa dan negara.

Baca juga : Menteri Basuki Bocorkan Strategi Pembangunan Mitigasi Banjir IKN

Karena perjuangan mereka bersama tokoh bangsa lainnya, menghadirkan Indonesia merdeka dan tetap merdeka mengganggalkan skenario kembali penjajahan asing maupun pemberontakan.

Apalagi fakta di Indonesia sekarang ini, tidak ada lagi bidang kehidupan dan profesi yang tidak bisa dimasuki alumni pesantren. Ada santri yang jadi presiden, menteri, gubernur, bupati. Ada santri yang jadi Ketua/pimpinan MPR, MK dan lembaga negara lainnya.

"Ada santri yang mendirikan pesantren atau jadi rektor, pebisnis dan lainnya. Dan itu semua makin terbuka bagi santri penghafal Al-Quran dengan spirit positif," pungkas Hidayat.

Sebelumnya, saat memberikan kata sambutan atas kedatangan Wakil Ketua MPR, pendiri Pesantren Baitul Qur'an menyampaikan rasa hormat dan bangga atas kehadiran Hidayat Nur Wahid. Bagi Dr. KH. Muslikh Abdul Karim, HNW adalah santri dan politisi yang patut dicontoh. Menguasai ilmu agama dan sukses terjun di kancah politik. Pernah menjadi Ketua MPR, dan saat ini menjabat wakil ketua MPR. Hidayat Nur Wahid mendapatkan suara pemilih, melebihi kebutuhannya untuk menjadi Anggota Legislatif.

"Tirulah Ustad Hidayat Nur Wahid, santri yang menguasai ilmu agama, sekolah di Madinah, dan sukses jadi politisi. Dengan meniru rekam jejak beliau, semoga ke depan akan ada banyak santri yang menguasai ilmu agama dan berhasil menjadi politisi yang bermanfaat untuk umat dan mengabdi untuk negeri. Bahkan menjadi presiden, atau gubernur, bupati dan wali kota," kata Dr. KH. Muslikh Abdul Karim MA lagi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.