Dark/Light Mode

Soal Alumni Penerima Beasiswa LPDP

Mana Nih, Peta Jalan Dana Abadi Pendidikan

Sabtu, 17 Juni 2023 07:45 WIB
Anggota Komisi XI DPR Puteri Komaruddin. (Foto: Dok. Golkar)
Anggota Komisi XI DPR Puteri Komaruddin. (Foto: Dok. Golkar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) diminta segera menyelesaikan peta jalan pengelolaan dana abadi pendidikan di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Peta jalan ini penting untuk menyesuaikan anggaran dengan kebutuhan penyaluran beasiswa.

LPDP merupakan salah satu Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Sekretariat Jenderal (Setjen) Kemenkeu. Adapun pagu indikatif Setjen Kemenkeu tahun 2024 sebesar Rp 30,13 triliun.

Anggota Komisi XI DPR Andreas Susetyo mengingatkan Kemenkeu, segera menyelesaikan peta jalan pengelolaan dana pendidikan.

Baca juga : Sowan Ke Ponpes Gus Miftah, Zulhas Bagikan Santunan untuk Pendidikan

"LPDP ini sudah kami minta untuk membuat peta jalan pengelolaan dana abadi pendidikan. Ini tolong bisa segera disampaikan agar bisa kita lihat apakah anggaran LPDP ini masih sesuai dengan peta jalan tersebut," kata Andreas di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin.

Anggota Komisi XI DPR Puteri Komaruddin menambahkan, masalah lain yang harus diselesaikan LPDP adalah terkait kebijakan pengembangan alumni penerima beasiswa LPDP.  Sebab, tak sedikit dari kalangan penerima beasiswa LPDP enggan balik ke Indonesia dengan berbagai alasan.

Langkah ini menjadi strategis agar Pemerintah bersama Komisi XI DPR bersama-sama memetakan para alumni penerima beasiswa. Supaya mereka bisa terarah dan berkontribusi bagi negara.

Baca juga : Top, Sikat Pelawan Arus Yang Menggila

"Ini supaya mereka bisa sama-sama terlibat membangun bangsa di bidang apa pun mereka berkiprah. Insya Allah ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan selama kuliah di luar negeri tentu sangat berharga diimplementasikan di sini," katanya.

Selain itu, dia juga mengimbau agar hasil luaran penerima LPDP ini dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Ini penting mengingat tantangan tren persaingan antara manusia dengan teknologi kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI).

Laporan dari World Economic Forum menegaskan, meski teknologi AI menghadirkan 69 juta lapangan kerja tapi tidak sebanding dengan 83 juta lapangan kerja yang akan tergantikan oleh teknologi AI pada tahun 2027.

Baca juga : TGS Ganjar Gelar Pelatihan Parenting Di Deli Serdang

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan perusahaan IBM terhadap 7.500 pegawainya baru-baru ini menunjukkan besarnya potensi ancaman AI bagi lapangan kerja.

"Banyak PHK juga di daerah industri dapil saya dikarenakan para pekerjanya sudah tergantikan dengan teknologi baru," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.