Dark/Light Mode

Hanya Melahirkan Banyak Kecurangan

PPDB Cuma Indah Di Paparan

Selasa, 25 Juli 2023 07:30 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih. (Foto: Dok. DPR)
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih. (Foto: Dok. DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan mendesak Pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sistem ini justru jauh dari harapan terciptanya pemerataan pendidikan.

Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih mengatakan, sejak diberlakukan tahun 2017, sistem ini banyak menuai kritik dari masyarakat. Tujuan awal agar PPDB ini dapat menghadir­kan pemerataan pendidikan, cuma sebatas paparan saja.

“Padahal mestinya (PPDB ini) dikawal, karena paparannya itu indah,” kata dia di Jakarta, kemarin.

Baca juga : PN Jaksel Menangkan Gugatan Keluarga Eks Pangkostrad Letjen Purn Kemal Idris

Fikri menuturkan, PPDB ini sebenarnya mengacu pada sistem penerimaan siswa di negara-negara maju. Peserta didik dapat menempuh pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA, pada sekolah yang tidak jauh dari lingkungan tempat tinggalnya. Jadi, orang tua/wali siswa tidak lagi berebutan sekolah negeri.

“Orang rebutan sekolah tertentu itu kan budaya lama, meng­unggulkan sekolah-sekolah tertentu tanpa memperhatikan sekolah yang tidak maju. Istilahnya favorit. Penjelasan awalnya (tujuan PPDB) bagaimana kita menghapus istilah sekolah favorit terutama sekolah negeri,” ujarnya.

Kedua, sambung dia, tujuan diberlakukannya sistem PPDB ini agar dapat menciptakan pemerataan pendidikan di daerah.

Baca juga : Ojol Ganjar Dirikan Posko Pemenangan Dan Bedah Basecamp Di Serang

“Itu kan tujuan yang mestinya kita dapatkan. Tapi sekarang sudah tahun 2023, mestinya problematika itu diselesaikan,” jelasnya.

Problem tersebut, sebut dia, salah satunya terkait syarat ­zonasi dalam PPDB. Awalnya, sistem ini mengacu kepada zonasi yang ada Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Tapi, banyak orang tua menangis lantaran anaknya gagal masuk di sekolah yang sangat dekat ­dengan rumahnya. Ironisnya, anak tersebut termasuk berprestasi dan memiliki nilai tinggi.

“Akhirnya, konon ada perbaikan. Bukan Pemerintahan (RT/RW), tetapi pakai radius. Tapi ini juga tetap bermasalah,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.