Dark/Light Mode

Bamsoet Raih Penghargaan Best Data and AI Governance Sektor Legislatif

Rabu, 22 November 2023 21:32 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) meraih penghargaan Best Data and AI Governance sektor Legislatif dari Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligence (ABDI). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) meraih penghargaan Best Data and AI Governance sektor Legislatif dari Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligence (ABDI). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendapatkan penghargaan Best Data and AI Governance (DG Awards) sektor Legislatif dari Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligence (ABDI) atas kontribusinya dalam memajukan dunia Big Data dan Artificial Intelligence (AI) di Tanah Air. Penyerahan penghargaan ini dilakukan bersama peluncuran buku “Revolution in Data Science, AI and Cybersecurity in Connected World: That Impacting Geo Politics, Social, Economy & Trade", yang digagas ABDI. Bamsoet termasuk salah satu kontributor yang menuangkan pemikiran dalam buku tersebut, bersama dengan 45 penulis lain dari mancanegara.

Bamsoet menerangkan, program Empat Pilar MPR yang diselenggarakan MPR dalam rangka menanamkan wawasan kebangsaan, juga bermanfaat untuk menjaga algoritma media sosial agar tak menyebabkan polarisasi dan perpecahan di tengah masyarakat. Pesatnya digitalisasi yang membuat masifnya interaksi manusia di ruang digital, juga harus dibarengi dengan peningkatan keadaban dan literasi digital.

“Terlebih menjelang Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, ruang digital jangan sampai tercemar oleh polusi politisasi SARA maupun berbagai tindakan black campaign yang dapat memecah belah bangsa," ujar Bamsoet, usai mendapatkan penghargaan Best Data and AI Governance (DG Awards) Sektor Legislatif, di Jakarta, Rabu (22/11).

Baca juga : Hamas: Kesepakatan Gencatan Senjata Dengan Israel Tinggal Selangkah Lagi

Acara ini turut dihadiri Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesodibjo, Wakil Kepala BSSN Komjen Putu Jayan Danu Putra, Deputi Lemhannas Prof Reni, Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Jonni Mahroza, Deputi IV Menko Perekonomian Rudy Salahuddin, dan Kepala Badan Informasi Geospasial Prof Muh Aris Marfai.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, dunia sudah semakin bergerak ke arah digitalisasi. Interaksi manusia, perputaran ekonomi, hingga dunia pendidikan akan lebih banyak berada di ruang digital seperti media sosial hingga metaverse. Sebagai gambaran, lembaga akuntan publik dan lembaga riset bisnis Price Waterhouse Cooper (PwC) melaporkan, potensi ekonomi dari dunia metaverse pada 2019 mencapai 46,4 miliar dolar AS. Berpotensi meningkat menjadi 476,4 miliar dolar AS pada 2025 dan meningkat lagi menjadi 1,5 triliun dolar AS pada 2030.

"Di Indonesia, tahun lalu, Google Temasek, Bain and Company mencatat pertumbuhan ekonomi digital kita mencapai 22 persen dengan nilai ekonomi sebesar USD 77 miliar, menyumbang 40 persen dari total transaksi digital ASEAN. Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dinilai sangat menjanjikan. Pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS," jelas Bamsoet.

Baca juga : Top! BI Sabet 10 Penghargaan Dari Contact Center World

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI ini menerangkan, bangsa Indonesia patut bersyukur bahwa perlindungan data pribadi telah dijamin dengan lahirnya Undang-Undang (UU) Nomor 27/2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. UU ini tidak hanya melindungi kedaulatan data pribadi masyarakat dan konsumen, namun juga melindungi dari pencurian data pribadi oleh peretas. Di samping itu, untuk melindungi masyarakat dalam bertransaksi elektronik dan mendapatkan informasi, juga telah diatur dalam Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Perlindungan data menjadi isu penting, di tengah lompatan kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi. Pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan digitalisasi dan migrasi sektor bisnis dan aktivitas sosial masyarakat, menuju era cyberspace (dunia maya), dan selanjutnya metaverse (realitas virtual).

"Di satu sisi, teknologi memiliki sisi manfaat, khususnya saat ini dalam konteks percepatan pemulihan ekonomi, baik di Indonesia maupun ASEAN. Namun di sisi lain, teknologi juga menghadirkan sisi mudharat dan sisi gelap yang harus diantisipasi oleh negara negara ASEAN, seperti munculnya para pembobolan data (data breach)," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.