Dark/Light Mode

Komisi VI DPR: Jika Tidak Diatur, Starlink Bisa Matikan Telkomsel Cs

Jumat, 31 Mei 2024 18:30 WIB
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: Ist)
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto meminta, PT Telkom untuk memberikan kajian secara komprehensif terkait potensi atau ancaman yang bakal dihadapi dengan masuknya Starlink ke Indonesia.

Permintaan tersebut dilayangkan Darmadi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR RI dengan jajaran direksi PT Telkom di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen Jakarta, Kamis (30/5/2024).

"Sebenarnya soal Starlink ini masyarakat masih bertanya-tanya, Starlink itu apa, mau ngapain di kita. Kalau bicara Starlink sebenarnya kan banyak pemain serupa, paling tidak ada lima dalam catatan saya yang juga hendak masuk ke pasar Indonesia," ujarnya.

"Kami di Komisi VI ingin mengetahui secara detil terkait Starlink ini, jadi kami minta Telkom berikan kajian dibalik kehadiran Starlink ini. Seperti apa ancaman dan dampaknya terhadap bisnis Telkom itu sendiri ke depannya dengan hadirnya Starlink," tambah Bendahara Megawati Institute itu.

Baca juga : Forum Digital Marketing Pecahkan Rekor Jumlah Peserta

Darmadi juga menyoroti skema bisnis yang dilakukan Starlink bisa mengancam anak usaha Telkom ke depannya. Service Starlink ke depan yang membahayakan Telkomsel adalah Direct to cell. Service ini membuat mereka bisa melayani segmen selular. 

Menurut dia, layanan tersebut sekarang sedang uji coba dibeberapa negara dan responsnya positif. Jika berhasil maka Telkomsel dalam ancaman, karena bisa saja pelanggan Telkomsel berpindah ke Starlink.

"Mereka kan nggak mau gunakan kerja sama pemasaran bussiness to consumer (B2C) hanya mau bussiness to bussiness (B to B). Jelas ini ancaman serius yang tak bisa dianggap sebelah mata," sambungnya.

Padahal, ungkap dia, negara seperti Amerika Serikat yang notabenenya menganut sistem ekonomi bebas, tapi jika berkaitan dengan kepentingan usaha dalam negerinya, Starlink sekalipun diharuskan tunduk pada aturan yang ada termasuk diwajibkan kerja sama dengan operator lokal.

Baca juga : Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty Tolak Rencana Pungutan Iuran Dana Pariwisata

"Di AS Starlink kerja sama dengan T Mobile untuk service direct to cell ini. Bahkan Negara-negara seperti China, Singapura, Thailand belum mau kasih masuk Starlink. Masa kita buru-buru kasih masuk tanpa kajian, hanya berharap investasi yang belum tentu dapat dari Elon Musk. Kita harus lindungi operator lokal, katanya kita anut sistem ekonomi Pancasila?" tandasnya.

Darmadi juga mengungkapkan, kontribusi Telkomsel terhadap Telkom itu sangat signifikan jika dilihat dari sisi labanya. Pada kuartal I-2024 kontribusi Telkomsel sebesar 88 persen dari total Laba Telkom, dan banyak usaha mendapat limpahan bisnis dari Telkomsel. 

Untuk itu, diperlukan road map dan strategi khusus menghadapi ancaman ini. “Sekali lagi kami minta kajian yang komprehensif dari Telkom terkait potensi ancaman dari Starlink. Telkomsel dan Telkom adalah milik rakyat yang mesti kita lindungi dari ancaman asing," tegasnya.

Darmadi juga menyinggung soal praktek predatory pricing yang dilakukan Starlink ketika masuk ke pasar Indonesia. Menurut dia, belum apa-apa mereka sudah banting harga (predatory pricing) untuk hardware-nya dari Rp 7 jutaan ke harga Rp 4 jutaan hampir 40 persen mereka banting harga.

Baca juga : Komisi VI DPR: Mudik Lebaran Dongkrak Ekonomi Daerah

“Saya yakin bisa mereka turunkan sampai satu juta bisa saja. Itu artinya, Internet Service Provider (ISP) macam Telkomsel bakal tergerus nantinya,” ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.