Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Di Depan Parlemen Singapura, Ketua MPR Tegaskan Pentingnya Business Friendly bagi Pengusaha
Senin, 18 November 2019 16:21 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menekankan stabilitas politik Indonesia yang kini relatif stabil dan kondusif, bisa menarik investor datang ke Indonesia. Terutama dengan dukungan yang kuat dari lembaga legislatif seperti MPR, DPR, dan DPD kepada Presiden Jokowi. Stabilitas politik menjadi kunci percepatan akselerasi pembangunan dan peningkatan perekonomian nasional.
"Dukungan kuat legislatif kepada eksekutif tersebut harus ditunjang dengan kinerja Tim Ekonomi Kabinet Indonesia Maju yang fokus mengurus perekonomian yang menyangkut perut rakyat. Sebagai Ketua MPR saya mendorong ‘Rekonsilasi Nasional di Bidang Ekonomi’ dengan membangun iklim usaha yang business friendly dalam rangka mencapai penerimaan pajak sesuai target penerimaan APBN tanpa melakukan peneriksaan. Lebih dari itu, Respon positif dari investor terkait kondisi politik di Indonesia ini harus dimaksimalkan, jangan sampai Tim Ekonomi lengah dan investor yang sudah mau datang malah pergi balik badan ke negara lain," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini saat menerima Ketua Parlemen Singapura, Tan Chuan Jin, dan rombongan, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Senin (18/11).
Turut hadir delegasi parlemen lainnya antara lain Joan Pereira, Low Thia Khiang, Gan Thiam Poh, Henry Kwek, Saktiandi Supaat, dan Murail Pillai. Dubes Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, dan Wakil Dubes Singapura, Jonathan Han, ikut mendampingi.
Baca juga : Kadin Ingatkan Pentingnya SDM Berkualitas Bagi Industri Kreatif
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia yang juga kandidat Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024 ini juga menjelaskan, dengan adanya rekonsilasi nasional seperti di Afrika Selatan di era Nelson Mandela, maka akan ada semangat kebersamaan dan gotong royong yang bersifat win-win solusion antara dunia usaha dengan pemerintah dalam menghadapi situasi ekonomi dunia yang semakin memburuk akibat ancaman resesi dan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Bamsoet juga mengajak Parlemen Singapura senantiasa menguatkan ASEAN menjadi sebuah komunitas ekonomi yang solid. Sehingga dalam menghadapi perang dagang China-Amerika, negara-negara ASEAN tidak menjadi korban, melainkan menjadi entitas kekuatan yang justru dibutuhkan oleh Tiongkok maupun Amerika.
"World Bank mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN di 2018 yang mencapai 3,03 triliun dolar AS, menandakan betapa kuatnya perekonomian ASEAN d itengah perang dagang Tiongkok-Amerika. Jika kita semakin solid dan kuat dalam membangun kerjasama, perang dagang Tiongkok-Amerika yang tak jelas kapan selesainya, niscaya tak akan mengganggu pondasi perekonomian negara-negara ASEAN," tutur Bamsoet.
Baca juga : Pengamat: Ketua MPR Sukses Bawa Pelantikan Presiden sebagai Sarana Pemersatu Bangsa
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan lebih jauh data World Bank, dengan perolehan PDB Singapura di tahun 2018 mencapai 364,139 miliar dolar AS dan Indonesia 1,04 triliun dolar AS, memperlihatkan betapa kuatnya perekonomian kedua negara. Karenanya, sangat penting bagi Indonesia dan Singapura untuk terus meningkatkan hubungan perekonomian.
"Di tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai perdagangan Indonesia-Singapura mencapai 34.354,5 juta dolar AS, dengan defisit berada di Indonesia mencapai minus 8.524,4 juta dolar AS. Sangat penting bagi Tim Ekonomi Kabinet Indonesia Maju memperhatikan hal ini, agar neraca perdagangan kedua negara bisa relatif seimbang," jelas Bamsoet.
Sebagai penyeimbang neraca perdagangan, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mengajak Singapura terus meningkatkan investasi di Indonesia. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Singapura di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 1,7 miliar dolar AS, atau sekitar 24 persen dari total PMA yang masuk ke Indonesia.
Baca juga : Gandeng ILUNI UI, Menaker Kembangkan Pelatihan Vokasi dan Wirausaha
"Hingga kuartal III 2019, nilai investasinya sudah meningkat mencapai 1,9 miliar dolar AS (27,1 persen dari total PMA), dan tetap menjadi peringkat pertama investor di Indonesia. Di 2020, dengan stabilitas politik yang lebih kondusif, kita harapkan investasi tersebut dapat lebih meningkat lagi. Apalagi pemerintah Indonesia dan DPR RI akan mengeluarkan Omnibus Law untuk mempermudah masuknya investor dan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan nasional," pungkas Bamsoet. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya