Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bahtsul Masail Solusi Filter Modernisasi

Minggu, 8 Maret 2020 11:33 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, di acara Lembaga Bahtsul Masail, di Masjid Soghir, Kota Gresik, Minggu (8/3). (Foto: Humas MPR)
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, di acara Lembaga Bahtsul Masail, di Masjid Soghir, Kota Gresik, Minggu (8/3). (Foto: Humas MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, menyatakan pentingnya keilmuan pesantren di tengah gempuran modernisasi. Metode pendidikan santri dianggap mampu menciptakan generasi yang bertanggung jawab.      

"Tradisi pesantren harus djaga, karena sekarang instan. Semua ditanya ke Mbah Google. Yang aktif di media sosial itu bukan di kalangan santri," ujar Jazilul, di acara Lembaga Bahtsul Masail, di Masjid Soghir, Kota Gresik, Minggu (8/3).        

Baca juga : Masa Inkubasi Virus Corona Ternyata Bisa 27 Hari

Jazilul tidak anti-modernisasi. Termasuk teknologi. Baginya, teknologi itu memudahkan. Misalnya, kehadiran transportasi online hingga ilmu pengetahuan. Namun, pola belajar praktis ini yang bisa dikembalikan kepada belajar langsung dengan kiai. "Di sinilah tantangan dari dunia pesantren," katanya.      

Sebenarnya, kata Jazilul, ada cara khas Nahdlatul Ulama (NU) untuk memfilter informasi. Yaitu melalui Bahtsul Masail, atau bermusyawarah dengan kiai. Jadi, ada guru langsung yang menjadi rujukan menjawab pertanyaan.      

Baca juga : BKS Godok Aturan Skuter dan Sepeda Listrik

"Sehingga ketika masyarakat bertanya ke media sosial, jawabannya fatwa dari sebelah. Medsos ini bikin malas masyarakat bertanya ke Kiainya. Nah, Bahtsul Masail inilah yang mempertemukan," katanya.        

Jazilul berharap, Bahtsul Masail dikembangkan. Caranya, membumikan kembali kitab kuning, dan mengorbitkan ahli kitab kuning dengan beasiswa atau reward lainnya. Pengembangan ini, bisa dimulai dari Kota Santri, Gresik.        

Baca juga : Kereta Api, Solusi Ekosistem Transportasi Bangsa

"Gresik kota santri, salah satunya dicirikan Bahtsul Masail dan kitab kuning. Kalau perlu kitab kuning internasional. Jangan kompetisi gede-gedean ikan bandeng saja," pungkasnya. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.