Dark/Light Mode

New Normal Harus Dihentikan, Bila Korban Covid Bertambah

Jumat, 29 Mei 2020 05:29 WIB
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily (Foto: Instagram)
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tatanan new normal di tengah pandemi, sudah mulai ramai digaungkan. Terutama, di daerah-daerah yang bukan zona merah.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi suatu daerah, bila ingin menerapkan new normal.

"Ada tiga aspek untuk mempertimbangkan apakah daerah itu berhak melakukan new normal atau tidak. Yakni aspek epidemiologi atau tingkat penyebaran virus, kapasitas daerah dalam hal penanganan kesehatan, juga kesiapan masyarakat daerah tersebut,” katanya dalam diskusi Live Instagram RMBooks.id bertema "Kupas Tuntas New Normal", Kamis (28/5).

Baca juga : Aziz Syamsuddin: New Normal Adalah Penyesuaian dan Berinovasi Sesuai Keadaan

Setelah memperhatikan keluhan banyak pihak, kata Ace, faktor terbesar yang mendorong dilakukannya new normal adalah faktor ekonomi.

“Pemerintah berharap bisa memulihkan kondisi ekonomi selama pandemi,” tutur politikus Golkar ini.

Menurutnya, Indonesia harus bisa beradaptasi dan berdamai dengan Covid-19, agar aktivitas ekonomi berjalan seperti biasanya. Terutama, setelah melihat banyaknya pengangguran yang bertambah di akhir-akhir ini.

Baca juga : Senayan Bakal Kuliti Bos Kartu Pra Kerja

Yang penting, protokol kesehatan untuk menekan laju penyebaran Covid harus terus dilakukan. Seperti menjaga kesehatan dengan mencuci tangan, dan menjaga jarak saat sedang melakukan aktivitas.

“Mungkin keberadaan new normal tidak membawa dampak pada sektor ekonomi, tapi pasti ada sektor lain yang mendapat dampaknya. Seperti sektor industri perbankan atau industri perbukuan. Masyarakat harus melakukan inovasi baru, untuk menjaga kelangsungan hidup," papar Ace.

Ia berpendapat, new normal sebaiknya dihentikan, bila tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan minim. Apalagi, jika kebijakan pemerintah juga tidak maksimal.

Baca juga : Puan: Atur Protokol New Normal Secara Komprehensif

"Saya akan menjadi orang pertama yang menentang keberadaan new normal, jika malah menambah korban,” pungkas Ace. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.