Dark/Light Mode

Ketua MPR Sumbang 5.000 Alat Rapid Test ke Pemprov Bali

Rabu, 24 Juni 2020 17:34 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ketiga kiri) menyerahkan 5.000 alat rapid test ke Gubernur Bali I Wayan Koster (tengah), di Rumah Dinas Gubernur, Denpasar, Rabu (24/6). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ketiga kiri) menyerahkan 5.000 alat rapid test ke Gubernur Bali I Wayan Koster (tengah), di Rumah Dinas Gubernur, Denpasar, Rabu (24/6). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo bersama Gerak BS Bali menyumbang 5.000 alat rapid test ke Pemprov Bali. Bantuan tersebut diterima langsung Gubernur Bali I Wayan Koster, di Rumah Dinas Gubernur, Denpasar, Rabu (24/6).

Bamsoet, sapaan Bambang, berharap, hal itu bisa memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Semakin banyak warga Bali yang di-test, akan semakin besar peluang Bali keluar dari pandemi Covid-19. Mengingat kunci utama memutus mata rantai Covid-19 adalah melalui tracking (pelacakan), tracing (penelusuran) dan testing (pengujian). 

Baca juga : Pemerintah Sedang Produksi 100.000 Unit Rapid Test

"Sebagai daerah yang menurut Bank Indonesia 54-58 persen perekonomiannya disumbang sektor pariwisata, pandemi Covid-19 sangat memukul rakyat Bali. Di tahun 2019, ada sekitar 6,24 juta wisatawan asing yang menikmati keindahan Bali. Di awal 2020, jumlah kunjungan wisatawan asing masih berkisar 500 ribu per bulan. Namun, sejak ditemukan pasien postif Covid-19 di Bali pada Maret 2020, jumlah wisatwan turun drastis menjadi 165 ribu. Akibatnya, perekonomian di Bali pada kuartal I-2020 minus 1,14 persen, paling dalam se-Indonesia," ujar Bamsoet, usai menyerahkan 5.000 rapid test ke Wayan Koster.

Mantan Ketua DPR ini menilai, dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19 di Bali lebih dahsyat dibandingkan Bom Bali 2002 maupun Krisis Global 2008. Agar kepercayaan internasional terhadap Bali cepat pulih, penanganan Covid-19 harus menjadi prioritas pemerintah provinsi Bali. Salah satunya dengan mengoperasikan rumah sakit khusus Covid-19, sehingga pasien postif Covid-19 tak berada dalam satu rumah sakit yang sama dengan pasien akibat penyakit lainnya.

Baca juga : Ketua MPR: Suarakan Keadilan Tak Sama dengan Makar atau Kriminal

"Beberapa hari lalu, salah satu rumah sakit swasta di Tabanan menjadi kluster penyebaran Covid-19 akibat merawat pasien Covid-19. Karena itu sangat penting bagi setiap daerah memiliki banyak rumah sakit khusus yang menangani Covid-19. Sehingga pelayanan kesehatannya bisa fokus. Disisi lain, dengan adanya rumah sakit khusus Covid-19, pasien penyakit lain yang sedang menjalani rawat inap maupun rawat jalan juga bisa tenang menjalani proses pengobatan," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, mengingat berbagai negara belum memberlakukan penerbangan internasional secara penuh, proses pemulihan ekonomi Bali dari wisatawan asing juga tak akan berlangsung cepat. Karenanya sangat penting bagi Bali untuk memaksimalkan pelayanan terhadap wisatawan domestik. Bukan menjadi rahasia, bahwa di berbagai tempat wisata di Bali, terkadang wisatawan domestik seringkali dinomorduakan.

Baca juga : Bamsoet Sumbang 5.000 Alat Rapid Test ke Pemprov Jawa Barat

"Hal ini sudah diakui Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang menilai Bali terlalu fokus melayani wisatawan asing hingga kadang melupakan wisatawan domestik yang notabene merupakan saudara sebangsa. Pandemi Covid-19 telah membuka mata kita semua, bahwa disaat keadaan susah datang, saudaralah yang pertama kali memberikan pertolongan. Karenanya, jangan ada lagi cerita wisatawan domestik tidak merasakan kenyamanan saat berlibur di rumahnya sendiri," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.