Dark/Light Mode

Negaranya Terancam Gelombang Kedua Covid-19

PM Selandia Baru Marah, Memilih Terjunkan Militer

Kamis, 18 Juni 2020 06:22 WIB
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menekankan disiplin di perbatasan. (Foto Hagen Hopkins/Getty Images)
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menekankan disiplin di perbatasan. (Foto Hagen Hopkins/Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern meminta bantuan militer untuk mengawasi perbatasan Selandia Baru, kemarin. Hal ini dilakukan setelah negaranya mendapati dua kasus baru Covid-19. 

Diberitakan Guardian, Selandia Baru sudah hampir sebulan mencatatkan nol kasus penularan baru Covid-19. Sayangnya, rekor itu hangus setelah dua wanita yang baru saja tiba dari Inggris diizinkan keluar dari karantina lebih awal tanpa diuji dahulu.

Baca juga : Edukasi Masyarakat Soal Covid-19 Pakai Bahasa Daerah, Kapolda Aceh Dipuji Letjen Doni

Padahal satu dari dua orang tersebut memiliki gejala ringan. Kedua wanita itu akhirnya dites swab dan terbukti positif corona. Namun, fakta ini diketahui setelah keduanya melakukan perjalanan sejauh 650 kilometer dari Auckland ke Wellington untuk melihat kerabat yang sekarat. Keduanya diperkirakan telah kontak dengan 320 orang di Selandia Baru. Kini, para wanita itu tetap berada dalam isolasi.

Ardern mengaku kaget. Ia tidak terima dengan kabar ini dan kecewa. Karena aturannya, setiap warga negara Selandia Baru yang masuk dari luar negeri harus menjalani karantina dan dapat hasil tes negatif corona.

Baca juga : Swiss dan Jerman Mantap, Indonesia Peringkat 97

Oleh karena itu, Ardern merasa kontrol perbatasan perlu diperketat. Dia pun meminta militer untuk mengurusi masalah perbatasan agar kasus ini tidak terulang. Ardern menunjuk Wakil Kepala Pertahanan Komodor Udara Digby Webb untuk mengawasi operasi karantina perbatasan dan diberi akses ke personel militer dan keahlian logistik.

“Pandangan saya adalah bahwa kita membutuhkan ketelitian, kita membutuhkan kepercayaan, kita membutuhkan disiplin yang dapat diberikan militer,” ujar Ardern kepada wartawan.

Baca juga : Bos Garuda Ngarep Bisa Naikin Tarif Tiket Pesawat

Ardern mencabut program yang memungkinkan kedua wanita yang positif corona itu dibebaskan lebih awal dari karantina dengan alasan belas kasihan. Dia mengatakan respons Selandia Baru yang sukses menekan virus corona tidak dapat dirusak. Ia menekankan, para wanita itu, yang mengunjungi kerabat yang sekarat, tidak boleh melakukan kesalahan dan harus mematuhi protokol kesehatan setiap saat.

Menteri Kesehatan David Clark mengatakan, Selandia Baru berhasil “melenyapkan Covid-19” sebelum kasus impor terakhir. Korban meninggal Covid-19 mencapai 22 kematian. Negara Pasifik Selatan itu pekan lalu telah mencabut aturan pembatasan sosial, sambil mempertahankan pembatasan perbatasan dengan ketat. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.