Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Meski Tiket Pesawat Sudah Turun, PAN & PKS Masih Ngomel

Rabu, 20 Februari 2019 04:59 WIB
Pesawat Garuda Indonesia, ilustrasi (Foto: Istimewa)
Pesawat Garuda Indonesia, ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga tiket pesawat mulai turun. Namun, DPR masih saja menggerutu. Salah satunya Anggota Fraksi PAN DPR Amran. Dia ini mengaku banyak mendapat keluhan dari konstituennya terkait harga tiket pesawat yang naik hampir dua kali lipat sepanjang Januari dan awal Februari kemarin.

“Keluhan ke kami sangat banyak terkait masalah tiket yang tidak kunjung turun pasca-tahun baru. Mereka mempertanyakan kenapa harga tiket pesawat naik dua kali lipat dari harga sebelumnya. Tentu, bagi masyarakat, kenaikan harga tiket ini sangat berdampak. Sebab, mereka harus mengeluarkan ongkos lebih besar saat akan keluar daerah,” kata anggota Komisi X DPR ini, kemarin.

Akibatnya, lanjut Amran, masyarakat harus berpikir dua kali jika ingin keluar kota. Bahkan, mencari alternatif untuk keluar kota. “Kalau masih bisa ditempuh lewat jalur darat, mereka akan lebih memilih jalur darat. Kecuali antarpulau yang agak jauh jaraknya, ya mau tidak mau harus naik pesawat,” imbuh politisi asal Sulawesi Selatan ini.

Baca juga : Menhub: Minggu Ini Ya...

Kondisi ini, kata Amran, tidak hanya berdampak pada para masyarakat pengguna. Maskapai penerbangan juga ikut kena imbas. Jumlah penumpang pesawat turun drastis. Tentunya, hal ini membuat pemasukan untuk maskapai juga berkurang.

“Lihat saja di bandara-bandara, itu sepi. Tak sepadat hari-hari sebelumnya. Saat saya pulang ke dapil saya di Palopo dengan melalui Makassar, itu bandara malah sepi. Pesawat juga kosong. Yang biasanya minimal 70 persen, kini paling tinggi hanya setengahnya. Selama Desember sampai Februari, saya lihat, selama pulang pergi, itu cukup sepi,” bebernya.

Dia berharap, tingginya harga tiket pesawat ini tidak terjadi lagi di kemudian hari. Harus ada keseimbangan antara keterjangkauan masyarakat dengan keuntungan yang diraih maskapai. Dengan begitu, maskapai tetap untung, dan masyarakat bisa bepergian ke luar kota dengan biaya yang tak mencekik. Jika tingginya tiket pesawat terulang lagi, dia khawatir akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Baca juga : Pak Pos Mengaku Tidak Mogok Kerja

Anggota Fraksi PKS Abdul Fikri Faqih juga menggerutu. Kata dia, kenaikan tiket pesawat telah berimbas pada jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai daerah. Di Ambon contohnya. Kenaikan tiket pesawat membuat hunian hotel di sana turun. Tak sedikit wisatawan yang semula mengagendakan kunjungannya ke Ambon, membatalkan kunjungannya.

“Tingkat hunian hotel terpengaruh. Seperti yang disampaikan Asosiasi Agen Tour dan Travel, di Ambon saja, sekarang tingkat hunian hotel rata-rata turun hingga 50 persen,” kata anggota Komisi X ini.

Kondisi ini, lanjut dia, menyulitkan sektor pariwisata dalam negeri. Terlebih, menurunnya tingkat kunjungan wisatawan ke Ambon juga membuat industri kuliner menjadi sulit. Bahkan, tak sedikit pengusaha yang terpaksa mengurangi jumlah karyawannya. Karena itu, dia meminta Pemerintah selalu mengontrol harga tiket pesawat.

Baca juga : Caleg Mantan Koruptor Bisa Racik Lagi Trik Pemenangan

“Pemerintah harus duduk bersama dengan semua pihak yang terkait akibat dampak kenaikan tiket penerbangan ini. Jangan sampai ini justru merugikan bangsa kita,” ujar Fikri. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.