Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Komisi VI DPR: BUMN Pariwisata Sebaiknya Tak Dimasukkan ke Holding Aviasi

Rabu, 12 Agustus 2020 16:17 WIB
Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty memandang, memasukkan BUMN pariwisata ke dalam rencana pembentukan Holding Aviasi tidak tepat. Menurutnya, BUMN pariwisata bisa terseret ke lubang masalah jika dipaksakan saat ini.

“Saya berpendapat sebaiknya BUMN pariwisata tidak ditarik ke sana (Holding Aviasi). Dari luar sepertinya pondasi makin kuat karena bersinerginya kekuatan pariwisata dan transportasi. Tapi, ingat ini industrinya berbeda-beda, dan dalam situasi kita butuh dorongan kepada pariwisata malah pariwisata akan bisa tertekan akibat cross default dan tidak bisa bergerak karena masalah yang dihadapi BUMN Aviasi,” kata Evita, di Jakarta, Rabu (12/8).

Baca juga : Komisi IV DPR Akui Balitbangtan Menjadi Kunci Produktivitas Padi Indonesia

Politisi PDIP menyatakan, kurang pas kalau pembentukan holding dilakukan pada kondisi seperti ini. “Tentu kita mendukung semua maju. Tapi kita harus katakan rencana ini kurang pas untuk sekarang. Kawan-kawan pariwisata yakin ini rentan sekali, bisa men-trigger event of default bagi BUMN lain. Kemudian, jelas nanti tidak ada lagi BUMN pariwisata karena semua jadi anak usaha BUMN Aviasi sehingga industri pariwisata tidak terwakili di jajaran BUMN,” sambung Evita.

Dia mengingatkan, industri pariwisata memiliki peran besar dalam pembangunan Indonesia, posisinya merupakan sektor terbesar kedua dalam menghasilkan devisa maupun total revenue. Jangan sampai niat membantu BUMN tapi mengganggu yang lain. Apalagi, jenis industrinya berbeda-beda, tidak seperti Holding Pupuk atau Perkebunan atau Semen yang relatif seragam.

Baca juga : PAN Dukung Pembentukan Tim Buruh-DPR Bahas RUU Cipta Kerja

“Jadi lebih bagus pariwisata itu dijadikan holding tersendiri, kita butuh konsolidasi, kita butuh pariwisata tetap di depan. Alasannya pariwisata adalah lokomotif pembangunan ekonomi dan sektor lainnya. Dengan demikian cara pandangnya adalah pariwisata harus didukung semua sektor transportasi, bukan dibuat menjadi di bawah avisasi. Cara pandang yang benar ini perlu untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia yang memang mengandalkan pariwisata,” ucap Evita.

Salah satu alasan untuk menggabungkan BUMN pariwisata masuk Holding Aviasi adalah untuk menggaet pasar yang lebih luas. Namun, menurutnya, tanpa masuk holding pun upaya meraih pasar yang lebih luas bisa dilakukan. Evita khawatir, dipaksakannya BUMN pariwisata masuk Holding Aviasi akan ikut membuat pariwisata yang sudah mati suri saat pandemi Covid-19 ini akan makin sulit ke depan. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.