Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Pelajaran Sejarah

Mas Nadiem, Bicaralah Dulu Dengan Senayan

Selasa, 22 September 2020 06:42 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim . (Istimewa)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim . (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih menyesalkan wacana penghapusan mata pelajaran (mapel) sejarah di kurikulum baru.

Pasalnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim belum pernah membahas agenda penghapusan mapel yang akan diterapkan tahun 2021 itu.

“Komisi X DPR belum pernah diajak membahas kurikulum baru, tiba-tiba muncul isu mapel sejarah dihapus, ada apa? Jangan menunggu ada kehebohan, baru terbuka. Semua mekanisme pembuatan kebijakan harus dipenuhi, tak hanya pendekatan atas-bawah (top-down), ada juga mekanisme politik, teknokratif, partisipasif dan pendekatan bawah-atas (bottom-up),” tegas Fikri dalam tertulisnya, kemarin.

Baca juga : Kok Banyak Banget Program Yang Tak Dibutuhkan Petani

Lebih lanjut, anggota Fraksi PKS ini meminta Menteri Nadiem memastikan pelibatan semua pemangku kepentingan di dunia pendidikan sebelum mengambil kebijakan tersebut.

Dengan begitu, kebijakan yang lahir dapat tampil di ruang publik telah menjadi keputusan yang sudah solid. “Hal itu dapat dimulai dengan komunikasikan kepada Komisi X DPR. Mas Menteri harusnya sampaikan dan paparkan secara gamblang di DPR, baru dilaunching,” tegas dia.

Fikri juga menyoroti sejumlah perubahan mata pelajaran yang dilakukan pada draf kurikulum yang beredar di publik. Ia mencatat, sebanyak 15 mata pelajaran, disederhanakan menjadi 11 dan beberapa mata pelajaran berganti nama.

Baca juga : Indonesia Butuh Terobosan Baru Untuk Hadapi Resesi

“Menteri Nadiem perlu menjelaskan lebih rinci alasan dan pertimbangan penyederhanaan, serta perubahan mata pelajaran ini. Kalau begini, bisa-bisa yang protes bukan hanya guru sejarah, tapi guru-guru mapel lainnya,” tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Nadiem membantah isu soal penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional.

“Tidak ada sama sekali kebijakan regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional,” kata Nadiem melalui video yang dibagikan melalui Instagram pribadinya, Minggu (20/9). [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.