Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ditantang M Nasir

Ratusan Pengusaha Tambang Geruduk DPR

Selasa, 12 Maret 2019 23:42 WIB
Suasa Rapat Komisi VII DPR dengan Dirjen Miberna Kementerian ESDM dan ratusan pengusaha tambang, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/3). (Foto: @DPR_RI)
Suasa Rapat Komisi VII DPR dengan Dirjen Miberna Kementerian ESDM dan ratusan pengusaha tambang, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/3). (Foto: @DPR_RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rapat Komisi VIII DPR dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin, tampak berbeda. Ratusan pengusaha tambang ikut hadir. Ruang rapat menjadi sesak. Sebagian pengusaha tambang tak kebagian kursi. Ada yang duduk di lantai, ada yang berdiri di dekat pintu.

Mareka “menggeruduk” DPR karena “ditantang” Wakil Ketua Komisi VII DPR M Nasir. Sebelumnya, Senin kemarin, M Nasir yang menskors rapat dengan Dirjen Minerba dengan alasan tak ada data terkait masalah pasca-tambang yang ada di Indonesia. Dia juga meminta Bambang menghadirkan seluruh pengusaha ke rapat. Makanya, kemarin para pengusaha itu datang. Mereka antara lain dari PT Bukit Asam, PT Vale Indonesia, dan PT Adaro Energy.

Baca juga : Lakukan Penataan Kelembagaan Petani

Rapat dimulai sekitar pukul 3.45 sore. Sayangnya, dari pihak DPR yang hadir cuma empat orang. Termasuk Nasir.

Di dapat ini, Nasir kembali berulah. Dia mengusir sebagian besar pengusaha yang datang tersebut. Alasannya, mereka bukan dirut perusahaan tambang. “Yang bukan direktur utama, keluar saja. Kalau cuma manajer, tidak ada gunanya,” kata kaka M Nazaruddin ini.

Baca juga : Ditantang Kasih Bukti, Prabowo Nunggu Diundang Jokowi

Rapat tersebut juga tidak berlangsung lama. Sekitar satu jam. Tepat pukul 5 sore, Nasir menutup rapat tersebut. Alasannya, Bambang dan pengusaha tambang tidak membawa data lengkap.

Dalam rapat tersebut, Nasir kembali meminta data yang tidak bisa disediakan perusahaan dalam waktu singkat. Kali ini, ia meminta laporan data tentang penimbunan tanah setelah tambang digali.

Baca juga : Pengusaha Minta Pemerintah Antisipasi

“Terus ada yang buat reservoar air itu untuk apa di situ? Buat pariwisata atau mandi hantu-hantu di sana? Tidak jelas, datanya tidak ada,” cetus politisi Partai Demokrat ini. Bambang mencoba menjelaskan. “Ya untuk reservoar air, Pak. Ini kan berdasarkan dokumen AMDAL,” jelasnya. “Ya, itu untuk apa Pak Dirjen? Buat apa ada reservoar air di tengah hutan? Untuk mandi hantu?” sergah Nasir, ngeyel.

Karena merasa data tidak ada, Nasir kemudian memutuskan untuk menskors lagi rapat tersebut. “Kami putuskan untuk tunda rapat ini. Bapak Dirjen bisa siapkan data-data yang dibutuhkan. Kami juga minta seluruh dirut untuk hadir. Kalau dirut tidak bisa hadir, ya Bapak cabut saja izin usahanya. Sebab, berarti tidak hargai lembaga ini. Kalau Pak Dirjen tidak bisa sediakan data yang dibutuhkan, ke depannya kalau rapat dengan Menteri, Pak Dirjen kami tolak hadir,” ucapnya. [KAL/NET]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.