Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Keterwakilan Perempuan Di Parlemen Masih Rendah
Fadel: 2024 Harus Naik
Sabtu, 12 Desember 2020 20:56 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad menilai, perjalanan demokrasi sejak Indonesia merdeka sudah baik dan makin bagus lagi di era reformasi. Kedaulatan rakyat sudah dikedepankan dengan berlakunya sistem pemilihan langsung oleh rakyat.
Lebih dari itu, lanjut Fadel, baik laki-laki atau perempuan,memiliki hak sama untuk bisa menduduki kursi parlemen.
Namun demikian, Fadel menyayangkan, angka keterwakilan perempuan di parlemen dari hasil pemilu 2009 dan 2014, masih rendah.
Baca juga : Trump Masih Setengah Hati
Fadel mengatakan, untuk membuka akses perempuan ke parlemen, di tahun 2018, keluar Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2018 soal pengajuan bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang mensyaratkan parpol dalam menyusun daftar bakal calon, wajib memuat keterwakilan perempuan paling sedikit 30 persen di setiap dapil. Peraturan tersebut ternyata mampu memberikan semangat baru, sehingga jumlah keterwakilan perempuan di pemilu 2019 naik menjadi 20,5 persen.
"Tapi, masih dibawah 30 persen. Saya heran juga kenapa begitu sulit perempuan masuk parlemen, padahal kualitas, kapabilitas perempuan Indonesia tidak bisa dianggap enteng, tidak kalah dengan kaum pria," kata Fadel dalam gelar acara Seminar Nasional Kebangsaan bertema 'Suara Perempuan Di Parlemen' kerjasama MPR dengan Dewan Pimpinan Pusat Sustainable Development Goals (DPP SDGs) Lira, di Kota Gorontalo, Sabtu (12/12).
Hadir dalam acara tersebut antara lain, anggota MPR Fraksi Gerindra Elnino M. Husein Mohi, ST, M.Si, anggota MPR dari Kelompok DPD Rahmijati Jahja, S.Pd, Ketua DPP SDGs Lira Sriyani Haju, akademisi Universitas Negeri Gorontalo Dr. Lilan Dama, S.Pd, M.Pd dan para peserta yang sebagian besar kaum perempuan anggota SDGs Lira, mahasiswi UNG serta masyarakat umum.
Baca juga : KPK Perpanjang Masa Penahanan Arie Wibowo Cs
Pimpinan MPR dari Kelompok DPD ini mengatakan bahwa walaupun belum mencapai 30 persen, namun jumlah keterwakilan di tahun 2019 harus disyukuri dan mesti ditingkatkan lagi di pemilu selanjutnya. Sebab, di antara negara-negara ASEAN saja, jumlah keterwakilan perempuan, Indonesia masih di bawah Filipina yang melebihi 30 persen, Singapura 23 persen dan Vietnam 27 persen. Sedangkan Indonesia baru 21 persen.
"Dari seminar ini, saya berharap akan keluar pemikiran-pemikiran yang bisa mengidentifikasi apa yang menyebabkan rendahnya jumlah keterwakilan perempuan di parlemen sekaligus solusi terbaiknya," imbuhnya.
Fadel meminta, kaum perempuan optimistis bisa duduk di parlemen. Sehingga, diharapkannya keterwakilan perempuan mengalami kenaikan. Bahkan, lebih dari 30 persen. QAR
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya