Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kritisi Klaim Keberhasilan Tangani Corona
Syarief: Awas Berakibat Fatal
Jumat, 29 Januari 2021 18:35 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mempertanyakan klaim keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan Pandemi Covid-19. Pasalnya, laju penyebaran kasus Covid-19 masih terus meningkat.
“Hari ini kita dapat melihat bahwa kasus Covid-19 terus meningkat dari hari ke hari, bahkan telah melewati angka diatas satu juta kasus”, ungkap Syarief.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Gugus Tugas Covid-19 pada Kamis, (28/1), lanjut Syarief, kasus positif Covid-19 mencapai 1,03 juta kasus dengan jumlah kematian mencapai 29 ribu kasus. Alih-alih mereda, jumlah kematian harian memecah rekor baru mencapai 476 kasus kematian dalam satu hari. Bahkan, positivity rate nasional juga mencapai 16,49 persen dari normalnya di bawah 5 persen.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu meminta, Pemerintah tidak gegabah dalam membuat klaim keberhasilan.
Baca juga : Kemitraan Kementan Dengan KBHI Dorong Penyerapan Produk Petani
“Klaim keberhasilan bisa berakibat fatal karena dapat dipahami berbeda oleh masyarakat umum,” ujarnya.
Bisa jadi, lanjut Syarief, banyak masyarakat yang mulai berkeliaran abaikan protokol kesehatan karena menganggap Pemerintah berhasil meredam Covid-19.
Syarief juga mempertanyakan, klaim keberhasilan Pemerintah di bidang perekonomian.
“Ekonomi sedang merosot dan bahkan masih berada dalam jurang resesi, tetapi kenapa Pemerintah malah membuat klaim berhasil,” kata Syarief heran.
Baca juga : Dongkrak Efisiensi Operasi Dan Layanan Gas Bumi, PGN Terapkan Smart Utility
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sambung Syarief, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III dan IV tahun 2020 berturut-turut berada di bawah minus.
“Pertumbuhan ekonomi yang minus pada dua kuartal terakhir menunjukkan jatuhnya ekonomi Indonesia masih dalam resesi, pertama kali sejak 1999," ungkap Syarief.
Selain itu, Syarief menyebut, angka pengangguran tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja, penggangguran baru bertambah 3,05 juta orang.
Syarief juga menyampaikan tentang kondisi utang luar negeri Indonesia semakin bertambah.
Baca juga : Sektor Pertanian Tetap Tumbuh, Syahrul: Ini Berkat Sinergi Kuat Bersama
“Utang luar negeri sudah hampir mencapai Rp.6.000 triliun dan bahkan Indonesia masuk dalam 10 besar memiliki utang luar negeri tertinggi dari negara ekonomi menengah dan rendah dari rilis Bank Dunia,” pungkasnya. [QAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya