Dark/Light Mode

Dipaparkan Wakil Ketua MPR

Kemajemukan Adalah Takdir Bangsa Indonesia

Senin, 1 April 2019 23:01 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah (berjas merah) bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan dan pimpinan UMM lain dalam seminar kebangsaan di Malang, Jawa Timur, kemarin. (Foto: Dok. Pribadi)
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah (berjas merah) bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fauzan dan pimpinan UMM lain dalam seminar kebangsaan di Malang, Jawa Timur, kemarin. (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengajak seluruh elemen mensyukuri dan merawat kemajemukan bangsa Indonesia. Menurutnya, kemajemukan yang hadir di negara ini merupakan salah satu takdir Tuhan bagi bangsa Indonesia.

Ajakan itu disampaikan Basarah dalam seminar kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, kemarin. Peserta seminar ini adalah civitas akademika UMM dan sekitar 500 orang guru-guru di lingkungan Muhamadiyah se-Malang Raya.

Pernyataan Basarah ini untuk menjawab propaganda di sebagian masyarakat Indonesia yang masih mempertentangkan antara agama dan negara, antara Islam dan kebangsaan. “Bahkan ada yang ingin mengadu domba antara golongan Islam dan golongan nasionalis,” papar Wasekjen PDIP ini.

Baca juga : Kemendag Kuras Stok Gudang Bawang Putih

Adu domba ini, kata Basarah, jelas tidak benar. Sebab, dalam Alquran di surat Al Hujurat ayat 13 dijelaskan bahwa manusia ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Manusia diperintahkan untuk saling mengenal dan bersilaturahim satu sama lain.

“Maka, kalau kita perhatikan, 7,5 miliar umat manusia di muka bumi ini, yang tersebar atas bermacam-macam suku, bangsa, dan agama yang berbeda-beda, juga adalah takdir Allah. Kalau Tuhan berkehendak semua umat manusia di dunia ini hanya satu suku atau bangsa dan menganut satu agama, Allah tinggal berfirman kun fayakun. Pasti, jadilah kehendak-Nya itu.”

Mengenai relasi antara Islam dan kebangsaan, kata Basarah, sudah tuntas. Tidak ada lagi dikotomi. Apalagi pertentangan antara agama dan negara, atau antara Islam dan kebangsaan. “Keduanya saling melengkapi dan saling menguatkan,” jelasnya.

Baca juga : Hanya Pancasila Yang Bisa Selamatkan Indonesia

Menurut Basarah, Muhammadiyah telah membuktikannya. Hal itu terlihat jelas dalam Putusan Muktamar Muhamadiyah ke- 47 tahun 2015 di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam putusan itu disebutkan negara Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah (negara tempat melakukan konsensus nasional).

“Negara Pancasila merupakan hasil konsensus nasional (dar al-ahdi) dan tempat pembuktian atau kesaksian (dar al-syahadah) untuk menjadi negeri yang aman dan damai (dar al-salam) menuju kehidupan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat dalam naungan rida Allah SWT. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan apa pun, termasuk alasan theologis dan ideologis, bagi bangsa Indonesia, termasuk umat Islam, untuk tidak menerima Pancasila sebagai dasar dan ideologi final bangsa Indonesia,” papar Basarah.

Basarah kembali menegaskan, Pancasila adalah ideologi terbaik bagi bangsa Indonesia. Dengan Pancasila, kemajemukan dapat terawat dengan baik. Masyarakat juga dapat hidup rukun. Sebagai takdir Tuhan, tambah Basarah, kemajemukan itu harus dijaga.

Baca juga : Penegak Hukum Adil, Pemilu Damai

“Sebagai orang beragama dan beriman, tentu saja kita harus percaya dengan hukum takdir sebagai bagian dari rukun iman yang diyakini umat Islam,” tandasnya.

Pada bagian lain, Rektor UMM Fauzan menyebut bahwa Basarah bukan orang lain di lingkungan keluarga besar Muhammadiyah. Sejak lama, Basarah dikenal sebagai sosok yang sering menjembatani hubungan antara tokoh-tokoh Islam dengan tokoh-tokoh nasionalis. Termasuk sering menjadi jembatan antara UMM dengan Jakarta dan juga antara PP Muhamadiyah dengan Megawati Seokarnoputri dan PDIP.

"Pak Basarah ini bukan orang lain. Pak Basarah ini keluarga kita sendiri dan telah diputuskan menjadi staf pengajar di Paskasarjana UMM," jelasnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.