Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bicara di Webinar MWA UI

Puan: Menara Gading di Pendidikan Tinggi Harus Ditinggalkan

Rabu, 2 Juni 2021 17:30 WIB
Ketua DPR Puan Maharani (Foto: Dok. MWA UI)
Ketua DPR Puan Maharani (Foto: Dok. MWA UI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan keynote speech pada webinar series Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) Seri ke-3 dengan tema "Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan Kemanusiaan", Rabu (2/6). Acara ini ditayangkan di kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI TV.

Dalam pemaparannya, Puan mengatakan,  kondisi menara gading dunia pendidikan Indonesia sudah tidak dapat lagi dipertahankan. Sebab, hal itu membuat para peserta didik tidak adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Menara gading adalah kondisi ketika pendidikan menjadi tempat seseorang belajar sambil terpisahkan dirinya dari masyarakat. Setelah selesai, kembali ke masyarakat tanpa memahami cepatnya perubahan yang terjadi di luar kampus,” jelas Puan.

Dengan kondisi ini, lanjutnya, kampus  hanya menjadi sebuah pabrik gelar-gelar akademis. Sedangkan lulusan minim kemampuan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.

Menurut Ketua DPP PDIP ini, salah satu gelombang perubahan zaman yang harus dihadapi generasi bangsa sekarang adalah perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Perkembangan robotik, kecerdasan buatan, blockchain, crypto currency, dan algoritma kesadaran adalah beberapa hal yang harus dipelajari generasi masa kini untuk menambah kemampuan masa depan mereka. Untuk itulah, pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi menjadi sebuah keharusan.

Tantangan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi yang dihadapi generasi masa depan ini juga disepakati Prof Ari Kuncoro. Kata dia, kegagalan untuk menguasai teknologi menyebabkan bangsa kita menjadi rentan terhadap arus serbuan berita palsu atau hoaks.

"Selain itu, kegagapan teknologi juga berkorelasi terhadap lahirnya kemiskinan di bidang literasi informasi. Di sinilah, pendidikan jelas memikul tanggung jawab utama,” ujarnya.

Untuk mengembangkan pendidikan yang adaptif terhadap teknologi ini, tentunya membutuhkan komitmen dan investasi dari semua pihak. Termasuk dari DPR  sebagai sebuah institusi legislatif pemegang fungsi pengawasan alokasi anggaran negara.

Dia melihat, alokasi anggaran dana pendidikan negara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 2010-2020. Bahkan, sejak 2009, alokasi anggaran pendidikan telah memenuhi batas minimal 20 persen sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Ia berharap, alokasi anggaran yang begitu besar ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemerintah untuk pendidikan yang adil dan merata.

Di acara yang sama, Ketua MWA UI Saleh Husin mengatakan, seri ke-3 webinar MWA fokus terhadap pendidikan. "Isu yang diangkat tidak hanya hal pembentukan kecerdasan, namun juga tentang hal yang perlu dilakukan agar institusi pendidikan dapat berbagi tugas mendidik manusia Indonesia dengan para pemangku kepentingan lainnya, seperti industri, komunitas, ormas, dan lembaga pemerintah atau swasta,” ujar Saleh.

Selain mengundang Puan, pada sesi kedua di Seri 3 webinar ini, juga hadir narasumber lain, yakni Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, anggota Majelis Wali Amanat UI dan CEO Blue Bird Noni Purnomo, Managing Director Google Indonesi Randy Jusuf, dan Wakil Rektor UI Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof Abdul Haris. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.