Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

PJJ Solusi Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi Di Indonesia

Kamis, 1 Juli 2021 16:47 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menerima Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (1/7). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menerima Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (1/7). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo kembali menegaskan pentingnya program wajib belajar hingga perguruan tinggi gratis bagi warga negara Indonesia yang tidak mampu secara ekonomi. Terlebih, saat ini bangsa Indonesia tengah menyongsong generasi emas dan puncak bonus demografi, ketika ketersediaan sumber daya manusia berkualitas menjadi tumpuan bagi suksesnya pembangunan nasional.

Menurut politisi yang akrab disapa Bamsoet ini, harus diakui saat ini akses pendidikan tinggi masih belum merata. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dari sekitar 2 sampai 3 juta lulusan SMA dan SMK setiap tahunnya, hanya sekitar 38 persen yang berkesempatan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

"Artinya, hanya sedikit generasi emas Indonesia yang mampu menyandang gelar sarjana," ujar Bamsoet, usai menerima Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Kamis (1/7).

Ketua DPR ke-20 ini menuturkan, sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berbasis teknologi informasi bisa menjadi salah satu solusi terbaik pemerataan akses pendidikan tinggi. Sistem pendidikan berbasis teknologi informasi mampu menyediakan akses pendidikan seluas-luasnya bagi lulusan SMA/sederajat di seluruh wilayah Indonesia, baik yang tidak terserap oleh perguruan tinggi, maupun yang terpaksa menunda melanjutkan pendidikan karena harus bekerja.

"Penyelenggaraan pendidikan yang masih mengadopsi sistem dan prosedur konvensional, harus mulai bergeser pada optimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi. Kondisi pandemi Covid-19 mengajarkan kita untuk semakin menegaskan urgensi pemanfaatan teknologi informasi sebagai langkah terobosan untuk menyiasati berbagai kendala, terutama pembatasan aktivitas dan kontak fisik dalam proses belajar mengajar," kata Bamsoet. 

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini menambahkan, penerapan sistem pendidikan jarak jauh berbasis teknologi informasi sangat mungkin dilaksanakan di Indonesia. Data dari perusahaan media asal Inggris (We Are Social) mencatat, jumlah pengguna internet di Indonesia per Januari 2021, telah mencapai 202,6 juta dengan tingkat penetrasi 73,7 persen.

"Tingginya angka penetrasi internet yang terus memperlihatkan tren peningkatan, menunjukkan bahwa dari aspek aksesibilitas, mayoritas penduduk Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa telah dapat menjangkau akses internet. Tren pendidikan global yang menuntut segala sesuatunya serba cepat dan efisien, menjadikan kehadiran ekosistem pembelajaran digital sebagai sebuah keniscayaan yang tidak terelakkan," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.