Dark/Light Mode

Tak Sesuai Kebutuhan, DPR Papua Minta Hasil Seleksi Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi 2021 Direvisi

Jumat, 2 Juli 2021 16:29 WIB
Tak Sesuai Kebutuhan, DPR Papua Minta Hasil Seleksi Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi 2021 Direvisi

RM.id  Rakyat Merdeka - DPR Provinsi Papua (DPRP) meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merevisi hasil seleksi Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) tahun 2021 di wilayah Papua.

Soalnya alokasi kelulusan yang diberikan untuk anak-anak Papua tidak menjawab kebutuhan riil di Bumi Cenderawasih saat ini.

"Kami melihat hasil ADik 2021 ini untuk anak-anak Papua sangat mengecewakan karena tidak menjawab kebutuhan tenaga sumber daya manusia yang kami butuhkan di Papua saat ini," ungkap Anggota DPRP Nason Utty dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (2/7).

Baca juga : PJJ Solusi Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi Di Indonesia

Nason duduk di komisi pendidikan iti mengungkapkan, Papua hari ini kekurangan tenaga kesehatan, terutama dokter dan ahli obat-obatan atau farmasi. Tapi hasil ADik, tidak ada satupun anak-anak Papua yang lulus di bidang tersebut.

"Malah lulusnya di jurusan lain yang sebenarnya bisa kami handle sendiri di Papua. Ini artinya, tidak paham kebutuhan di Papua," lanjut dia.

Saat ini kebutuhan dokter, farmasi, atau bidang kesehatan lainnya sangat mendesak di Papua. Masalah kesehatan di Papua selama ini terkendala karena kurangnya sumber daya manusia di bidang ini. "Tapi kenapa lalu tidak diakomodir. Ini heran sekali," keluh Nason.

Baca juga : Pegadaian Rilis 2 Produk Anyar

Karena itu, DPRD meminta Kepala Pusat Pembiayaan pendidikan di Kemendikbudristek agar merevisi keputusannya. "Karena jika tidak, maka hasil seleksi ADik ini sekali tidak membawa manfaat apa-apa buat Papua," tegasnya.

Selain dokter, Papua hari ini juga membutuhkan sumber daya manusia di bidang teknik, sosiologi dan antropologi.

"Ini adalah jurusan yang relevan buat kami di Papua, membantu melihat masalah Papua secara lebih baik karena mengakar dengan kondisi masyarakat Papua itu sendiri. Tapi itu pun tidak diakomodir dalam ADik ini," sesal Nason.

Baca juga : Komisi X DPR Minta Nadiem Benahi Pendidikan Vokasi

Dia tidak ingin hasil seleksi ini hanya merupakan program asal jadi tanpa punya visi dan misi yang jelas. Diingatkan Nason, afirmasi seharusnya keberpihakan pada kebutuhan dan kondisi. Tapi hasilnya, sama sekali tidak mencerminkan itu.

"Jadi sekali lagi kami meminta agar keputusan ini bisa segera direvisi. Jika tidak maka bukan saja mubazir, tapi juga sama saja dengan mengabaikan situasi dan kondisi kami di Papua," tandasnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.