Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catatan Bambang Soesatyo

Jangan Sulut Kegaduhan Di Tengah Kerja Kemanusiaan Masyarakat

Senin, 26 Juli 2021 08:51 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbuat gaduh dan bermanuver politik di tengah ribuan kematian dan penderitaan begitu banyak keluarga akibat pandemi Covid-19 bukan saja tidak berperikemanusiaan, tetapi itu perilaku amoral. Ketika dihadapkan pada aktivitas seluruh elemen masyarakat yang tetap fokus dan bergiat dalam gerakan kemanusiaan menolong mereka yang menderita, para perancang gaduh itu tak lebih dari serigala berbulu domba.
 
Semua orang tahu bahwa segenap daya dan upaya saat ini terfokus pada penanganan pandemi Covid-19 dengan segala dampak negatifnya. Situasi darurat saat ini menyebabkan sejumlah pasien tak tertolong karena ketersediaan obat-obatan, oksigen, dan alat-alat kesehatan lainnya tidak mencukupi. Sudah bertebaran contoh kasus tentang pasien yang tak tertolong karena berbagai alasan; tidak tertolong karena ketidakseimbangan  jumlah dokter dan perawat akibat lonjakan jumlah pasien di setiap rumah sakit; dan tidak tertolong karena rumah sakit kehabisan oksigen dan obat-obatan lainnya. 
 
Kisah duka seorang pria bernama Shiri, warga Kota Pontianak, Kalimantan Barat, memberi gambaran utuh tentang kedaruratan situasi saat ini. Kamis (22/7) lalu, sejak pagi, Shiri dan puluhan orang lain antre untuk mengisi oksigen medis di Jalan Veteran, Pontianak. Shiri berusaha membawa pulang oksigen untuk menolong ibundanya yang sesak napas di rumah. Dia sempat membawa ibundanya ke rumah sakit, tetapi pihak rumah sakit tak bisa merawat karena kehabisan oksigen. Di saat masih mengantre, mendadak telepon selulernya berdering sekitar pukul 11.00 WIB. Sang penelepon memberitahu bahwa ibundanya sudah meninggal dunia. Tangis Shiri pun pecah. “Sudah terlambat, ibu saya sudah meninggal," kata Shiri, yang kemudian bergegas membawa pulang tabung tanpa oksigen.
                                         
Contoh kasus seperti yang dialami Shiri terjadi di banyak tempat hingga ke pelosok-pelosok desa. Ada ratusan hingga ribuan kematian setiap harinya, yang tentu saja menyebabkan begitu banyak keluarga berduka. Lalu, karena terpapar Covid-19, ada jutaan orang harus menjalani isolasi mandiri (isoman). Mereka pun harus ditolong. Dan, ada banyak cerita tentang inisiatif warga kebanyakan menolong mereka yang sedang menjalani Isoman.
 
Isoman menjadi bentuk lain dari upaya memutus rantai penularan Covid-19, karena memang Covid-19 belum ada obatnya. Sayangnya, tidak semua orang bisa menghayati situasi kedaruratan saat ini. Di Bandung, sekelompok warga berunjuk rasa memrotes ketentuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Di Jakarta ada sebaran informasi di media sosial mengajak aksi unjuk rasa 'Jokowi End Game' yang juga untuk menolak PPKM. 
 
Kalau begitu, strategi apa yang tepat untuk memutus rantai penularan Covid-19? Pertanyaan ini patut dilayangkan kepada mereka yang berbuat gaduh itu. Sampai sejauh ini--ketika pandemi Covid-19 sudah memasuki tahun kedua--para ahli belum lagi menemukan strategi lain kecuali menerapkan protokol kesehatan (prokes) tentang jaga jarak, memakai masker dan rajin cuci tangan. Ingat bahwa tidak ada satu negara pun yang siap menghadapi pandemi sekarang ini. Virus Corona menular dengan sangat cepat, tak terlihat dan sulit terdeteksi serta sangat mudah bermutasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.