Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Perpres 68/2021 Tertibkan Permen
Senayan Singgung Menteri Tak Ikuti Arahan Presiden
Jumat, 27 Agustus 2021 07:07 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto menyoroti menteri-menteri yang mengeluarkan peraturan bertolak belakang dengan arahan Presiden Jokowi. Sikap menteri tersebut jelas membahayakan Presiden.
“Menteri-menteri ini kan sebenarnya orang-orang pintar. Kalau menerjemahkan arahan Presiden yang sederhana saja tidak bisa, berarti dia tidak layak menyandang jabatan menteri,” tegas Darmadi di Jakarta, kemarin.
Baca juga : Menkes Distribusikan Oxygen Concentrator Ke RS Hingga Tempat Isolasi
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi menerbitkan aturan baru terkait kewenangan menteri atau lembaga dalam membuat peraturan turunan. Aturan baru tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2021 tentang Pemberian Persetujuan Presiden terhadap Rancangan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga.
Darmadi mengatakan, arahan Jokowi cukup sederhana, sesuai dengan visi-misinya dan undang-undang. Karena itu, dia heran jika masih ada menteri atau kepala lembaga yang tidak mampu menerjemahkan arahan Presiden.
Baca juga : Majelis Rakyat Papua Tarik Permohonan Sengketa Melawan Presiden
Menurut politisi senior PDIP ini, ada dua sebab mengapa menteri berbeda menerjemahkan arahan Presiden. Pertama, pura-pura tidak mengerti. Tipikal menteri atau kepala lembaga ini sebenarnya sangat mengerti arahan Presiden, namun sengaja dibelokkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.
“Kalau mengerti, kemudian pura-pura nggak mengerti, berarti moral dan etikanya yang buruk,” katanya.
Baca juga : Kedubes Inggris Join Kemenkes Lindungi Data Pribadi Pasien
Tipikal kedua, menteri yang memang sama sekali tidak mengerti arahan Presiden. “Kalau tidak mengerti berarti kualitas dan kompetensinya buruk,” tegas Bendahara Umum Megawati Institute ini.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya