Dark/Light Mode

Ketua MPR Di Hadapan Presiden Jokowi

Siapa Pun Yang Terpilih, Rajut Kembali Merah Putih

Sabtu, 11 Mei 2019 01:19 WIB
Presiden Jokowi bersama Ketua DPD Oesman Sapta (kiri), Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Ketua DPR Bambang Soesatyo khusuk berdoa dalam buka puasa bersama di rumah dinas Ketua MPR, Jakarta, Jumat (10/5). (Foto: Patra Rizky Syahputra/RM)
Presiden Jokowi bersama Ketua DPD Oesman Sapta (kiri), Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Ketua DPR Bambang Soesatyo khusuk berdoa dalam buka puasa bersama di rumah dinas Ketua MPR, Jakarta, Jumat (10/5). (Foto: Patra Rizky Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan harapannya untuk pemenang Pilpres 2019. Dia ingin, siapa pun yang menang, pihak tersebut harus mampu merajut kembali Merah Putih.

Harapan ini disampaikan Zulkifli dalam pidatonya di hadapan Presiden Jokowi di acara buka puasa bersama di rumah dinasnya, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, kemarin. Acara ini dihadiri para petinggi negeri ini. Selain Presiden Jokowi, hadir juga Wapres Jusuf Kalla, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Ketua MK Anwar Usman, Wakil Ketua MPR EE Mangindaan, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, dan Wakil Ketua DPD Nono Sampono. Para tokoh parpol juga banyak. Antara lain ada Sekjen PAN Eddy Soeparno, politisi senior Golkar Akbar Tanjung, dan mantan Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakrie.

Di awal pidatonya, Zulkifli menyatakan, berdasarkan perintah Undang-Undang, MPR bertugas menjaga persatuan Indonesia, menjaga kerukunan untuk kebersamaan. Makanya, siapa pun yang terpilih dan ditetapkan KPU sebagai Presiden pada 22 Mei nanti, pihaknya mengajak untuk merajut kembali Merah Putih. Dalam artian, mengembalikan persatuan anak bangsa yang sebelumnya tercerai berai akibat perbedaan politik pada Pemilu.

“Saya berharap, Pilpres 2019 tak menimbulkan perpecahan yang berkelanjutan di tengah masyarakat. Kita akan menang kalau yang terpilih bisa menjahit kembali Merah Putih. Merajut persatuan, memperkokoh kebersamaan, baru Indonesia menang,” ucap Zulkifli.

Baca juga : Data Masuk 75,14 Persen, Jokowi-Maruf Menang Selisih 14,26 Juta Suara

Dia menegaskan, Pilpres merupakan proses rutin dalam kontestasi politik dan sistem demokrasi di Indonesia. Pilpres ini berlangsung setiap lima tahun sekali. Jadi, tidak seharusnya Pilpres memecah belah bangsa.

Zulkifli kemudian meminta seluruh pihak bisa menyukseskan program kerja, siapa pun yang terpilih dalam Pilpres 2019. Menurutnya, Indonesia telah memilih sistem demokrasi Pancasila. Yang berdaulat adalah rakyat. Pelaksanaan pemilu dilakukan tiap lima tahun sebagai wujud kedaulatan rakyat.

“Pelaksanaan Pemilu merupakan hal yang biasa dalam negara demokrasi, dan pasti ada pemenang dari hasil kontestasi tersebut. Pertarungan politik akan dilakukan lima tahun mendatang. Nanti tarung lagi, kan masih ada (Pilpres) 2024,” imbuhnya.

Zulkifli lalu mencontohkan cara merajut Merah Putih. Salah satunya adalah interaksi dirinya dengan Presiden Jokowi yang dilakukan selama ini. Meski dalam Pilpres lalu dirinya dan Jokowi berada dalam kubu yang berbeda, silaturahmi tetap terjaga. Saat Presiden Jokowi menggelar buka puasa bersama di Istana, dirinya datang. Sebaliknya, saat dirinya menggelar buka puasa bersama, Jokowi juga datang.

Baca juga : Data Masuk 74,11 Persen, Jokowi Menang Selisih 14,15 Juta Suara

“Saya tidak mendukung Pak Jokowi di Pilpres. Namun, ketika datang untuk menyampaikan acara buka puasa bersama, saya disambut baik. Itu menunjukkan, kita bisa menjahit kembali Merah Putih,” ujarnya.

Zulkifli kemudian mencontohkan interaksinya dengan para pimpinan MPR lain. Seperti dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), yang selalu baik.

“Pak OSO dan Cak Imin berbeda (dukungan dalam Pilpres). Tapi kita bisa bersama-sama di sini. Itu yang kami harapkan, MPR harapkan. Bahwa kita bisa perkokoh kebersamaan kita kembali, memperkuat persatuan. Karena itu, persatuan keniscayaan di negara demokrasi,” jelas Ketua Umum PAN itu.

Di akhir pidato, Zulkifli mempersilakan jika buka puasa bersama Presiden Jokowi ini diartikan macam-macam. Dia tidak bisa menghalangi. Sebab, hal itu merupakan bagian dari berdemokrasi.

Baca juga : Jokowi-Maruf Menang Selisih 13,55 Juta Suara

“Bahwa buka bersama ini, saya sampaikan kepada wartawan tadi, agenda rutin. Tapi, kalau mau diterjemahkan macam-macam juga silakan. Ini yang namanya demokrasi,” ujarnya. [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.