Dark/Light Mode

Belum Mau Dipanggil Wapres

Semoga Sikapnya Semakin Maruf, Amiin

Minggu, 28 April 2019 05:50 WIB
KH Maruf Amin saat bersilaturahmi dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten, di Kota Serang, kemarin. (Foto: Instagram Maruf Amin)
KH Maruf Amin saat bersilaturahmi dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten, di Kota Serang, kemarin. (Foto: Instagram Maruf Amin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kiai Ma'ruf Amin memilih "membumi". Meski menang dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei kredibel, dia belum mau dipanggil Wapres. Mantan Rais Aam PBNU itu masih menunggu hasil penghitungan resmi KPU.

Keengganan Ma’ruf dipanggil Wapres terjadi saat dia menghadiri acara syukuran di kantor PWNU Serang, Banten, kemarin. Panggilan Wapres itu awalnya terlontar saat Ketua PWNU Banten Bunyamin memberi sambutan. Dia menyatakan, usaha untuk menyukseskan pemilu sudah dilakukan secara maksimal.

“Mohon maaf kalau hasilnya tidak memuaskan. Ikhtiar sudah maksimal. Yang jelas kalau doa selalu Jokowi-Ma'ruf terpilih jadi presiden dan wakil,” ujar Bunyamin.

Mendengar dirinya dipanggil dengan sebutan Wakil Presiden, Ma'ruf menyela. “Tapi belum boleh dipanggil Wakil Presiden, belum resmi. Makanya saya baru siap-siap jadi Wakil Presiden,” selorohnya sambil senyum. Ma’ruf meminta semuanya bersabar menunggu hasil penghitungan resmi KPU.

Pada kesempatan itu, Ma'ruf bersyukur Pemilu 2019 berjalan damai. Tak seperti di beberapa negara lain, pemilu malah berdarah-darah.

Baca juga : Ginandjar Terkesan Dengan Sikap SBY

Ma'ruf meminta NU tetap menjaga keutuhan dan kedamaian. Sekalipun, berada di luar pemerintahan. Karena, menurut Ma'ruf, membela keutuhan negara merupakan salah satu tugas NU sejak pertama didirikan.

Menurut Ma'ruf, NU ke depan memiliki tanggung jawab makin besar. NU harus mampu menangkal ancaman organisasi radikal dan intoleran terhadap kemajemukan Indonesia. “Tanggung jawab ke depan berat, menjaga keutuhan negara. Di sinilah peran NU berpikir Islam secara moderat,” jelasnya.

Ma’ruf juga sempat menganalisa kekalahan dirinya dan Jokowi di Banten. Ada tiga sebab, katanya. Pertama, warga NU tak memilih calon dari internalnya, kemudian banyak tidak menggunakan hak pilihnya, dan NU masih belum besar jumlah anggotanya di Banten dan Jabar. “Ini bukan kalah, tapi belum menang,” ujar Ma’ruf.

Dia membandingkan kemenangannya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dia membanggakan kemenangan telak di dua daerah tersebut. Ma'ruf menegaskan akan terus menjalin silaturahmi dengan daerah yang memiliki basis NU kultural maupun struktural di seluruh Indonesia.

“Kita syukuri juga, NU kali ini utuh melaksanakan kewajibannya dalam memilih pemimpin. Terbukti di daerah NU-nya kuat, kita menang mutlak,” tutur Ma’ruf.

Baca juga : Bos Krakatau Steel Bakal Blak-blakan

Bukan kali ini saja Ma’ruf menolak dipanggil Wapres. Senin (22/4) lalu, saat syukuran di Kantor PBNU, Ma’ruf meminta pendukungnya tidak memanggilnya Wapres.

Saat itu, Ma'ruf bersyukur karena bisa memuncaki perolehan suara versi quick count. Namun tetap, hasil real count KPU-lah yang bakal menentukan secara resmi hasil Pilpres 2019. “Jangan panggil Wapres dulu karena belum resmi ditentukan oleh KPU real count-nya,” ujar Ma’ruf.

Tiba-tiba, seorang pria nyeletuk, “Siap, Wapres!”. Sontak seisi ruangan tertawa mendengarnya. Ma’ruf pun langsung buru-buru berseloroh. “Jangan dulu ya, tahan dulu, siap... siap... boleh kalau siap... siap.... 'Siap Wapres' tahan dulu, mudah-mudahan real count-nya sama dengan quick count itu,” imbau Ma’ruf.

Di Twitternya, Ma’ruf juga mengeluarkan imbauan yang sama. “Bismillahirraahmanirrahiim. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia. Saya menghargai sekali bagaimana masyarakat memanggil saya dengan sebutan wapres karena saya melihat itu sebagai sebuah harapan,” cuit @KHMarufAmin, Selasa (23/4) lalu.

“Tetapi sebaiknya tidak memanggil saya dengan sebutan wapres dulu karena belum ada pengumuman resmi dari KPU. Kita menghormati @KPU_ID dengan mengedepankan etika dalam berdemokrasi,” cuitnya lagi.

Baca juga : Ormas Mathlaul Anwar Siap Menangkan Maruf Amin

Di kediamannya, sehari setelah pencoblosan, Ma’ruf juga mengimbau pendukungnya tidak larut dalam euforia menanggapi hasil quick count dan bertindak berlebihan. Apalagi, deklarasi kemenangan. “Kita senang ya senang. Tapi jangan berlebihan karena belum final,” ujarnya, di Jalan Situbondo.

Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menghormati KPU. Sebab, yang menentukan kalah menang adalah penyelenggara pemilu. Dengan begitu, tidak ada sikap mendelegitimasi kedudukan KPU.

Di jagat maya, sikap Ma’ruf menuai apresiasi. “KH Ma’ruf Amin betul-betul membumi. Jangankan deklarasi kemenangan. Dipanggil wapres saja belum mau. Ini baru yang namanya menghormati konstitusi,” cuit @AlsNugrahaa. Senada, @FaqihWonderkid juga memujinya. “Rendah hati dan tidak jumawa. Begitulah sepatutnya sifat yang harus ditanamkan dalam sosok seorang pemimpin,” kicaunya. “Ini pernyataan yang benar, belum mau dipanggil wapres karena masih menunggu hasil hitung manual KPU,” cuit @FadilYahya7. Sementara @oktayudhi membandingkan sikap Ma’ruf dengan rivalnya, Prabowo-Sandi. “Tau diri, enggak kayak tetangga sebelah hihi,” kicaunya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.