Dark/Light Mode

Ketua MPR Minta Masyarakat Bersatu

Yang Sebut Pemilu Perang Tidak Mengerti Pancasila

Jumat, 12 April 2019 09:54 WIB
Ketua MPR, Zulkifli Hasan, dalam Acara Temu Tokoh Kebangsaan Bersama Forum RT dan RW seKota Administrasi Jakarta Timur. (Foto : Istimewa).
Ketua MPR, Zulkifli Hasan, dalam Acara Temu Tokoh Kebangsaan Bersama Forum RT dan RW seKota Administrasi Jakarta Timur. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pilpres dan Pileg 2019 bukan perang total maupun Perang Badar. Melainkan untuk mencari pemimpin terbaik.

Demikian dikatakan Ketua MPR, Zulkifli Hasan, dalam Acara Temu Tokoh Kebangsaan Bersama Forum RT dan RW seKota Administrasi Jakarta Timur. Dalam kegiatan yang diadakan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur bekerjasama dengan MPR itu, Zulhas (panggilan akrab Zulkifli Hasan) minta masyarakat bersatu.

“Pilpres dan Pileg barengbareng ini, cara kita untuk bersatu. Bukan untuk berkelahi. Ini satu cara pemilihan secara langsung untuk bersatu. Bukan perang total atau Perang Badar. Kalau ada yang bilang Pilpres adalah perang, berarti enggak ngerti Pancasila,” ujarnya, di Ruang Serbaguna, Blok C, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Timur, kemarin.

Baca juga : Jamin Operasional Kilang Jelang Pemilu, Pertamina Koordinasi dengan Polda Sumsel

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, Pilpres untuk memilih putra terbaik. “Pak Jokowi tokoh terbaik. Pak Prabowo tokoh terbaik. Ini saudara sendiri. Kok perang total. Gimana ini. Kita ini mau Pemilu,” cetus Zulhas.

Pemilu itu, lanjut dia, sejatinya menentukan jalan hidup rakyat. Untuk itu pula, calon pemimpin jangan berselingkuh dengan pemilik modal. “Pilih yang terbaik. Ayo, ini Pemilu damai. Pemilu yang menggembirakan. Makanya namanya pesta demokrasi. Mudahmudahan kita punya pemimpin yang baik,” pintanya.

Zulhas dalam kesempatan itu juga memaparkan 4 pilar kebangsaan. Yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dengan gamblang dan detil.

Baca juga : Golkar Yakin Jokowi Raih 85 Persen Di Papua

Sementara Kepala Sub Bidang Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Politik, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jakarta Timur, yang juga pembina Forum RT/RW se-Jaktim, Robertho Manurung mengatakan, DKI Jakarta adalah barometer Indonesia. “Jakarta Timur adalah barometer DKI Jakarta. Jumlah pemilih terbesar
di DKI ada di Jaktim. Begitu juga Indeks Demokrasi Indonesia (IDI), Jaktim nomor satu seIndonesia yang sebelumnya nomor 24,” ungkapnya.

Masyarakat, imbuh Robertho, harus menggunakan hak pilihnya. Karena nasib pemimpin 5 tahun ke depan ada di TPS. “RT/ RW ini adalah ujung tombak kebangsaan yang bisa mensosialisasikan Pemilu yang jurdil. Tanpa kampanye negatif dan hoax. RT/RW juga jadi perekat elemen masyarakat. Mereka bisa mengajak masyarakat untuk tidak golput,” paparnya.

Robertho berharap, kondusivitas wilayah menjelang Pemilu dapat terus terjaga. Agar terhindar dari segala gangguan. “Apalagi, luar negeri ikut memantau. Tentu hadirnya Ketua MPR dua kali di Jaktim dalam sosialisasi 4 pilar, adalah bentuk apresiasi pejabat tinggi negara dalam membumikan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegasnya. [JON]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.