Dark/Light Mode

Pesan Bamsoet Ke Mahasiswa Baru UICI

Penting, Pemantapan Wawasan Kebangsaan Untuk Hadapi Perkembangan Zaman

Rabu, 22 September 2021 21:42 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan, membangun wawasan kebangsaan di era digital mempunyai tantangan yang lebih kompleks. Perkembangan media informasi, media sosial, dan komunikasi yang berkembang pesat telah mendorong percepatan proses diseminasi informasi yang nyaris tanpa batas. Derasnya arus globalisasi yang ditopang pesatnya kemajuan teknologi informasi, telah mengantarkan pada era disrupsi, era digital, era Internet of Things (IoT), dan turut menghadirkan berbagai tantangan kebangsaan yang muncul dengan berbagai dimensinya. 

Bamsoet, sapaan akrab Bambang, menegaskan, lompatan kemajuan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi menawarkan efisiensi dan simplifikasi dalam berbagai bidang kehidupan. Namun, di sisi lain lain juga berpotensi menghasilkan residu dan dampak negatif pada dimensi kehidupan kebangsaan kita. 

“Fenomena ini dapat dirasakan dalam bentuk melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman, demoralisasi generasi muda bangsa, tergerusnya kearifan lokal dan nilai-nilai luhur adat budaya bangsa, serta hadirnya paham-paham dan produk-produk yang dikemas menarik, khususnya bagi generasi muda. Padahal, sesungguhnya bertentangan dengan jati diri keIndonesiaan kita," ujar Bamsoet, dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKBM) Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR, di Jakarta, Rabu (22/9). 

Baca juga : Bamsoet Dorong HIPMI Jaya Manfaatkan Kemajuan Iptek Untuk Kembangkan Usaha

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, perkembangan teknologi adalah keniscayaan. Patut disyukuri tingkat adaptasi teknologi informasi di Indonesia berkembang sangat pesat. Merujuk pada data Digital Report 2021, diperkirakan bahwa pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 telah mencapai 202,6 juta jiwa. Artinya, akses publik terhadap layanan koneksi internet jangkauannya semakin luas, walaupun dari aspek pemerataan belum optimal. 

"Namun sayangnya, besarnya angka pengguna internet tersebut tidak diimbangi dengan tingkat keadaban yang memadai. Hasil riset Digital Civility Index (DCI) yang dirilis tahun ini, menyebutkan bahwa etika dan tingkat keadaban warganet di Indonesia kian rendah. Indonesia berada di peringkat ke-29 dari 32 negara yang disurvei," jelas Bamsoet. 

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, rendahnya etika berinternet tersebut ditandai dengan maraknya berita bohong (hoaks) dan penipuan di internet (47 persen), ujaran kebencian (27 persen) serta diskriminasi (13 persen). Tingkat literasi digital bangsa Indonesia saat ini masih dalam tahap 'dapat menggunakan', dan belum pada tahap 'bijaksana menggunakan'. Minimnya pemaknaan literasi digital telah berdampak negatif pada banyak aspek, salah satunya adalah maraknya kasus pidana yang mengemuka. 

Baca juga : Lestari: Jadikan Konsensus Kebangsaan Alat Hadapi Tantangan

"Sebagai gambaran, data dari SAFEnet menunjukan, hingga 30 Oktober 2020, sebanyak 209 orang telah dijerat dengan pasal tentang pencemaran nama baik. Sebanyak 76 orang tersandung dengan pasal tentang ujaran kebencian. Sebanyak 172 kasus yang dilaporkan berasal dari unggahan di media sosial," terang Bamsoet. 

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menambahkan, menyikapi perkembangan dan dinamika zaman, yang dapat dilakukan hanyalah dua hal, yaitu adaptasi dan inovasi. Era digital telah 'memaksa' semua pihak untuk hidup berdampingan dengan lompatan kemajuan teknologi. Di masa pandemi saat ini pun dituntut untuk memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai bagian proses adaptasi dan inovasi tersebut. 

"Pandemi tidak boleh menjadi penghalang bagi kita untuk tetap berkarya dan berkinerja. Pandemi tidak boleh memasung daya kreasi, termasuk untuk memikirkan berbagai persoalan kebangsaan. Dalam konteks inilah, pelaksanaan tugas konstitusional MPR untuk melakukan vaksinasi ideologi berupa memasyarakatkan Empat Pilar MPR juga disesuaikan format penyelenggaraannya secara virtual atau hybrid," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.