Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Sambut Hangat Buku Pancasila Karya Yoseph Umarhadi

Senin, 4 Oktober 2021 17:41 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menerima Yoseph Umarhadi, di Jakarta, Senin (4/10). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menerima Yoseph Umarhadi, di Jakarta, Senin (4/10). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menyambut hangat hadirnya buku karya Yoseph Umarhadi berjudul "Pancasila Dasar Filsafat Bangsa Indonesia". Buku yang berasal dari disertasi tersebut menyajikan dua teori, tentang filsafat Pancasila dan tentang demokrasi Pancasila.

"Sebagai anggota DPR/MPR empat periode, dimulai sejak 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019, kompetensi Yoseph Umarhadi dalam urusan kebangsaan tidak perlu diragukan. Disertasinya yang dijadikan buku tersebut, sukses dipertahankan dalam ujian terbuka untuk memperoleh gelar doktor bidang ilmu filsafat Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, akhir Agustus 2021," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai menerima Yoseph Umarhadi, di Ruang Kerja Ketua MPR, di Jakarta, Senin (4/10).

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, untuk memperkokoh Pancasila sebagai sebuah sistem filsafat, Yoseph turut menghadirkan dua pandangan tentang Pancasila dari dua filsuf besar Indonesia. Yakni Guru Besar Filsafat Universitas Gadjah Mada Profesor Notonagoro serta Guru Besar Filsafat yang namanya diabadikan menjadi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Profesor Driyarkara.

"Menurut Yoseph, Notonagoro memiliki pandangan Pancasila semestinya menjadi landasan moralitas warga negara (subjektivasi yang subjektif) dan negara (subjektivasi yang objektif). Susunan dan bentuk sila-sila dalam Pancasila ini bersifat hirarkis piramidal, semakin kecil pengertianya semakin luas cakupannya. Pemahaman dasar aksiologis Pancasila, sila pertama dan kedua menjadi landasan moralitas, sila ketiga sebagai prinsip, sila keempat sebagai cara dan sila kelima adalah orientasi atau tujuannya," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, sementara dasar aksiologi Pancasila Drijarkara adalah manusia Pancasila. Artinya, sikap dan perilaku manusia Indonesia adalah sikap-sikap yang dituntut oleh sila-sila pancasila. Demikian pula negara Indonesia adalah negara Pancasila. 

"Kedua pandangan tersebut, Notonagoro dan Driyarkara, saling melengkapi satu sama lain dan semakin menguatkan teori bahwa selayaknya Pancasila disebut sebagai ilmu pengetahuan dan memiliki kebenaran yang diperoleh dengan mengkaji hakikat manusia Indonesia yang memiliki nilai-nilai hakiki yang absolut, tidak berubah dan universal. Pengetahuan ini diperoleh melalui pengalaman (empiris) dan diolah oleh akal (rasio), intuisi dan wahyu serta memiliki kemanfaatan bagi kesejahteraan manusia (filsafat manusia)," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.