Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bicara Di Webinar Partai Perindo

Hasto: Negara Tak Boleh Kalah Dengan Radikalisme

Rabu, 24 November 2021 09:46 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq. (Foto: ist)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Webinar Partai Perindo mengupas sisi lain dari gerakan dan tantangan paham radikalisme yang mengancam demokrasi di Indonesia.

Hal itu dibahas dalam diskusi publik bertajuk "Tantangan, Radikalisme & Konsolidasi Demokrasi” digelar Partai Perindo pada Selasa (23/11).

Dalam webinar tersebut, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, persoalan intoleransi tidak terlepas dari potret yang ada di tengah masyarakat, sehingga mereka gampang terpengaruh ideologi radikalisme.

Untuk itu, dirinya mendesak agar paham radikalisme dibasmi sedini mungkin dengan tetap mendorong kehidupan berbangsa dan bernegara yang inklusif berdasarkan Pancasila.  

"Akar radikalisme dan terorisme harus dicegah dari dini, dengan menolak berbagai bentuk intoleransi," kata Hasto saat menjadi pembicara dalam webinar tersebut.

Baca juga : Fadel Muhammad: Pancasila Benteng Kokoh Redam Radikalisme

Menurutnya, banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya paham radikalisme di tengah masyarakat. Mulai dari faktor kemiskinan, ketidakadilan, kepemimpinan dan peranan kelompok-kelompok radikal internasional terhadap gerakan intoleransi yang ada di Indonesia.

"Akar persoalan radikalisme berangkat dari kemiskinan dan penghinaan yang begitu panjang. Kemiskinan menjadi lahan yang mudah dari proses indroktrinisasi yang membutakan alam pikir," jelasnya.

Diakuinya, dengan melihat realitas kehidupan sosial di masyarakat saat ini, banyak cara dilakukan untuk melakukan indoktrinasi memuja gerakan intoleransi, sehingga menjadi lahan tumbuh suburnya paham radikalisme dan terorisme. Mulai dari menyusup kelas ekonomi masyarakat bawah  hingga menyasar lembaga pendidikan tinggi.

"Dari berbagai kajian yang dilakukan terdapat suatu proses infiltrasi dalam mempengaruhi pola pikir mahasiswa-mahasiswi untuk melibatkan diri dalam bentuk-bentuk tindakan radikalisme," ungkapnya.

Untuk itu, ditegaskan Hasto negara tidak boleh kalah dengan gempuran paham radikalisme dan terorisme karena negara bertujuan melindungi segenap bangsa serta tumpah darah Indonesia.

Baca juga : Perpustakaan Tidak Boleh Dianaktirikan

Artinya, tidak boleh ada pembenaran atas nama keadilan, kemiskinan ataupun pemahaman apapun yang membutakan terhadap kemanusian dengan melakukan intoleransi dan gerakan radikalisme tersebut.

"Dengan membangun demokrasi Pancasila, alat-alat negara harus secara jeli melihat persoalan-persoalan yang sudah meresahkan dan melakukan pencegahan," ungkap Hasto.

Adapun, Sekjen DPP Partai Perindo Ahmad Rofiq menjelaskan di Indonesia tidak sedikit kelompok tertentu yang terkait dengan aksi radikalisme dan terorisme.

"Karena sesungguhnya roh dari radikalisme itu adalah teror, interoleransi dan barbarian yang ingin memaksakan sebuah tatanan yang sudah mapan ini menjadi perubahan yang sangat frontal," ungkap Rofiq.

Ketua DPP Partai Perindo Bidang Pertahanan dan Keamanan, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, terdapat 5 bentuk kelompok radikal berdasarkan sisi engangement atau keterlibatan. Hal itu berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Baca juga : Bobby Adithyo: Itu Nggak Ada Hubungannya Dengan Rabu Pon

Pertama, kelompok yang tidak memiliki pemikiran radikal terorisme, namun terekspos narasi radikal terorisme. Kedua, kelompok yang diam-diam menyetujui tindakan radikal, namun tidak mengekspresikan persetujuannya dalam bentuk apapun.

Ketiga, kelompok yang menunjukkan dukungan dan persetujuan atas tindakan radikal terorisme serta mengekspresikannya dalam ruang publik. Keempat, kelompok yang sudah mulai membantu terlibat dalam aksi yang memiliki unsur kekerasan atau violent extremism (VE), namun tidak menjadi aktor utama.

"Kelima, kelompok yang terlibat sebagai aktor utama dalam aksi terorisme," tuturnya.

Partai Perindo menggelar webinar bertajuk "Tantangan, Radikalisme & Konsolidasi Demokrasi".  Webinar ini dipandu Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq selaku moderator. 

Narasumber dalam acara virtual ini adalah Ketua DPP Partai Perindo Bidang Pertahanan dan  Keamanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Pengamat Politik Said Salahuddin. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.