Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemutakhiran Data Pemilih

Kalau Serius, Sebulan Kelar

Minggu, 5 Desember 2021 07:15 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arif Wibowo. (Foto: Antara)
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arif Wibowo. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemutakhiran data sinkronisasi, dan kerja bersama untuk Satu Data Indonesia (SDI) harus segera dilakukan. Kalau dikerjakan dengan serius, salah satu bagian persiapan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu tidak akan lama.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arif Wibowo menilai, pemutakhiran data pemilih sebenarnya simpel. Sebab, sudah ada teknologi informasi yang canggih dan akurat merekam dengan pasti data kependudukan melalui sidik jari dan retina.

Baca juga : Dinkes Lumajang: Data Sementara, 48 Korban Letusan Semeru Alami Luka Bakar

Yang dibutuhkan, kata Arief, adalah kerja keras lembaga terkait, dalam hal ini Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Dukcapil Kemendagri).

“Selama ini yang aktif rakyat untuk merekam data kependudukan mereka. Sementara dari pusat hingga daerah, dukcapilnya kurang proaktif,” kata Arief saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Pemerintah Perlu Revisi Regulasi Vape

Menurutnya, kaitannya dengan Pemilihan Umum (Pemilu), pemutakhiran data pemilih harus melibatkan pihak yang tahu secara riil penduduk di lapangan. Yakni Ketua Rukun Tetangga hingga Kelurahan. Oleh karenanya, Kemendagri dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus mau turun ke lapangan.

“Berdasarkan data pemilih yang ada, kroscek ke bawah. Yang mati, yang belum umur, TNI Polri, dicoret. Yang tahu di lapangan kan aparat terbawah. Kalau nggak mau kerja keras, ya pasti ada pemilih dobel, atau data palsu yang bisa dimanfaatkan oknum tertentu. Kadang, yang begini ini juga terjadi karena meremehkan,” paparnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.