Dark/Light Mode
Sebelumnya
Sementara, Ketua Panitia Muktamar ke-34 NU di Lampung Imam Aziz mengatakan, pelaksanaan muktamar nantinya akan berjalan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat agar benar-benar aman dari penyebaran Covid-19. "Peserta dipangkas lebih dari 50 persen dari biasanya. Waktu juga dipersingkat dari biasanya," kata Aziz, dalam keteranganya, kemarin.
Aziz menjelaskan, panitia Muktamar NU akan menerapkan prokes ketat kepada seluruh peserta. Antara lain sudah vaksin dua kali, melakukan tes swab antigen untuk kedatangan dan kepulangan, serta menghindari kerumunan.
Baca juga : Basmi Mafia Tanah, Sofyan Jamin Keamanan Investor
Untuk itu, Aziz mengimbau dan mendorong seluruh warga NU agar tidak berbondong-bondong ke Lampung untuk menyaksikan perhelatan muktamar secara langsung. Mereka diminta untuk menyaksikan muktamar secara daring dari daerah masing-masing. "Panitia akan menyediakan live streaming untuk menyaksikan secara daring," kata Imam.
Untuk pelaksanaan persidangan, agar tidak terjadi kerumunan, panitia telah menyiapkan empat lokasi utama. Yakni di Pondok Pesantren Darussa'adah, Gunungsugih, Lampung Tengah; UIN Raden Intan; Universitas Malahayati; dan Universitas Lampung (Unila) di Bandar Lampung.
Baca juga : Pakar Australia: Tak Ada Bukti Omicron Lebih Mematikan
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, tidak adanya sikap tegas dari Imin dalam menentukan pilihan calon ketum PBNU sebagai langkah main aman. Imin tidak ingin blunder dalam menentukan pilihan. Sebab, PBNU memiliki “saham” besar di PKB.
"Imin mendukung kedua calon untuk maju jadi ketum PBNU. Jadi, siapa pun yang menang nantinya tidak akan menjadi masalah," ujar Pangi, dalam keteranganya, kemarin.
Baca juga : Gus Muhaimin: Varian Omicron Jangan Dianggap Enteng
Mengenai pelaksanaan muktamar, Pangi ingin NU bisa menjadi panutan bagi ormas lain atau parpol dalam memilih ketua umumnya yang bersih, transparan dan bebas dari money politics. "Kalau itu semua berhasil ditunjukkan, NU akan disegani ormas maupun parpol di Indonesia," kata Pangi. [TIF]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.