Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Muktamar NU: Maju Atau Mundur?
Kubu Gus Yahya Ngaku Siap Kapan Aja
Sabtu, 20 November 2021 06:54 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 maju mundur. Pernyataan sejumlah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait hajatan warga Nahdliyin itu bikin bingung.
Muktamar yang salah satu agendanya yakni pemilihan Ketua Umum PBNU baru memang sempat ditunda pelaksanaannya. Semestinya, helatan ini digelar 2020 lalu. Namun, karena Pandemi Covid-19 ditunda.
Setelah hampir setahun, Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar NU, September lalu, memutuskan Muktamar NU digelar di Lampung dan dijadwalkan berlangsung 23-25 Desember 2021.
Namun, tiba-tiba Sekjen PBNU Helmy Faishal mengumumkan menunda Muktamar yang semula dijadwalkan pada 23-25 Desember 2021. Rencananya, Mukmatar akan digelar 31 Januari 2022. Bertepatan dengan Harlah NU. Helmy beralasan, Muktamar ditunda karena keputusan pemerintah menerapkan PPKM Level 3 pada 24 Desember 2021-2 Januari 2022.
Salah satu Ketua Tanfidziyah PBNU Nusron Wahid mengakui, PBNU memang sedang menimbang menunda Muktamar untuk menghormati keputusan pemerintah. Namun, ditegaskannya, sampai hari ini, belum ada keputusan resmi, Muktamar mundur atau dimajukan.
Baca juga : Munarman Mau Bantu Kubu AHY, Kubu Moeldoko Sindir SBY
"Semua keputusan ada di pimpinan tertinggi PBNU atau Rais Aam PBNU, Kiai Miftach (KH. Miftachul Akhyar). Kan biasanya, dalam pengambilan keputusan internal NU yang sangat penting, ada Ketua Umum Sekjen, Rais Aam. Pak Helmy (Sekjen) belum ada rapat loh," kata Nusron saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Artinya, kata Nusron, Muktamar bisa mundur, bahkan bisa maju. Yang jelas, dia akan patuh kepada aturan pemerintah dan Rais Aam PBNU. Sebagai salah satu pendukung calon Ketum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dia mengaku tak terpengaruh dengan isu maju mundur Muktamar.
"Muktamar besok pagi siap. Bulan depan siap. Kapanpun siap. Kami tim Gus Yahya nggak merasa terjegal. Nggak mau suudzon atau berspekulasi," tegasnya.
Sementara itu, Katib Aam PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya patuh dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Namun, PBNU hingga kini belum mengeluarkan keputusan jadwal Muktamar ke-34. Apakah maju maupun mundur.
"Ini kan cuma soal teknis. Kami siap dengan segala opsi. Kami menunggu arahan Rais Aam," ujar Yahya yang juga calon Ketua Umum PBNU ini dalam keterangan tertulisnya yang diterima Rakyat Merdeka.
Baca juga : Pakai Jaket Biru Muda, Menteri Baru Siap Kerja Kapan Saja
Sedangkan Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar justru melontarkan opsi memajukan waktu Muktamar. Ini demi menghindari PPKM Level 3 di seluruh daerah di Indonesia selama libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Ketua Umum MUI yang juga Pengasuh Ponpes Mifthacus Sunnah ini menegaskan, Muktamar akan tetap dilaksanakan pada tahun 2021, sebagaimana keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar NU.
Menurutnya, jika Muktamar dilakukan lebih awal, akan berdampak positif bagi organisasi. Sedang jika mundur kembali, maka bakal memperlambat laju regenerasi organisasi.
"Selain itu, kalau mundur, takutnya, setelah liburan malah dikhawatirkan Covid-19 melonjak. Jadi belum dipastikan, tapi tidak mundur," kata kata Kiai Miftach di Surabaya.
Sebelumnya, Sekjen PBNU, Helmy Faishal mengatakan, PBNU bakal menunda penyelenggaraan Muktamar NU dari jadwal semula, yakni rencananya digelar pada Desember 2021.
Baca juga : Kubu Gus Yasin Yakin Menang
"PBNU nanti akan memutuskan jadwalnya kapan. Meskipun sudah banyak aspirasi yang menyampaikan hendaknya diundur bertepatan dengan hari baik, yaitu tanggal 31 Januari 2022, bertepatan dengan Harlah NU. Waktu tepatnya kapan, nanti akan diputuskan Ketua Umum dan Sekjen PBNU, Rais Aam dan Katib Aam," ujar Helmy.
Dikatakannya, penundaan ini, sejalan dengan hasil Munas dan Konbes NU September lalu. Jika ada keadaan mendesak, keputusan diserahkan kepada PBNU. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya