Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wacana Poros Ketiga

Kencengnya Di Awal, Lama-lama Meredup

Rabu, 5 Januari 2022 07:20 WIB
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi. (FotoL Twitter)
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi. (FotoL Twitter)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengajak partai politik berbasis massa Islam mendirikan platform bersama dalam Pemilu 2024.

Namun Partai Amanat Nasional (PAN), salah satu bagian partai politik berbasis massa umat Islam, ogah menerimanya mentah-mentah. “Kami mengapresiasi siapapun yang mengusulkan poros koalisi ketiga untuk pemilu 2024,” kata Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Rossi Pensiun, Kejayaan Yamaha Terancam Meredup

Partai yang dikomandoi Zulkifli Hasan itu mengajukan tiga syarat. Pertama, harus ada kesamaan platform partai. Kedua, kesamaan tujuan dan kepentingan kolektif koalisi. “Ketiga, yang paling penting bagi koalisi dalam hal demokrasi politik elektoral praktis, adalah kesepahaman dan kesamaan pasangan calon yang akan diusung koalisi,” tuturnya.

Kalau sudah sepaham, terutama yang ketiga, kata Viva, koalisi bisa jalan. Masalahnya, untuk menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden, perlu banyak pertimbangan. Mulai dari elektabilitas yang paling memungkinkan menang, hingga akomodasi. “Proses menuju koalisi kan butuh komunikasi dan saling mengakomodasi kepentingan partai,” ujarnya.

Baca juga : Langgar Prokes, PM Johnson Diminta Mundur

Lantas, PAN sudah menjalin komunikasi dengan partai mana saja? Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini menjawab, PAN akan menjalin komunikasi dengan pimpinan partai politik manapun. “Kami menjalin komunikasi dengan semuanya. Kami tengah merumuskan format koalisi yang ideal. Tujuannya ya agar dapat memenangkan Pilpres,” tukasnya.

Sementara peneliti politik senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Siti Zuhro pesimistis wacana poros ketiga yang berisi partai berbasis massa Islam terbentuk pada Pilpres 2024. Menurutnya, wacana ini selalu muncul setiap jelang Pilpres. Namun, selalu pula menguap dan tak pernah terwujud. Termasuk untuk Pilpres 2024.

Baca juga : Awas, Mafia Bola Makin Subur

“Masih belum tampak kecenderungan atau tanda-tanda terbangunnya koalisi yang solid di antara partai-partai berbasis massa Islam. Mereka masih terkesan jalan sendiri-sendiri,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Alasan krusialnya, kata Siti, para elitenya memiliki kendala egosektoral dan egosentrisme yang luar biasa. Para elite partai berbasis massa Islam ini belum bisa saling sinergi dan melengkapi. Sehingga untuk kerjasama atau membangun koalisi amat tidak mudah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.