Dark/Light Mode

Wacana Poros Ketiga

Kencengnya Di Awal, Lama-lama Meredup

Rabu, 5 Januari 2022 07:20 WIB
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi. (FotoL Twitter)
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi. (FotoL Twitter)

 Sebelumnya 
“Jangan salah. Sebenarnya ini menjadi rahasia umum, sekat-sekat golongan di internal Islam masih kuat. Ini yang menyebabkan relasi antar elite mereka kurang harmonis,” tuturnya.

Siti yakin, pada Pilpres 2024 kali ini, partai-partai berbasis massa Islam akan kembali kepada bussiness as usual, Alias nebeng dengan partai nasionalis besar. Atau hanya jadi partai pengusung yang tak akan mengantarkan calonnya sendiri.

Baca juga : Rossi Pensiun, Kejayaan Yamaha Terancam Meredup

Sebelumnya, Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al Jufri mengatakan, masyarakat kudu diberikan banyak pilihan saat Pilpres. Sebab, negeri ini memiliki banyak stok pemimpin yang punya kredibilitas, integritas, dan akseptabilitas memadai untuk memimpin Indonesia.

Sayangnya, banyak hambatan untuk membuka pintu kepemimpinan nasional. Salah satunya presidential threshold yang terlalu tinggi yakni, 20 persen. Akibatnya sejak 2014, politik di Indonesia tidak sehat. Sehingga terjadi pembelahan ekstrim di tengah masyarakat.

Baca juga : Langgar Prokes, PM Johnson Diminta Mundur

Mantan Menteri Sosial itu mengusulkan, upaya paling efektif menghentikan pembelahan politik yang tajam itu adalah membangun komunikasi dan silaturahim politik, dan menyambut baik gagasan partai menengah seperti seperti PKB, PPP dan PAN untuk mulai membicarakan platform bersama menuju 2024.

Salim juga mendorong agar partai yang pernah memenangkan pemilu sebelumnya, seperti Golkar dan Demokrat, berani tampil menggalang kekuatan nasionalis-religius. “Supaya tidak terjadi dikotomi yang tajam,” ujarnya.

Baca juga : Awas, Mafia Bola Makin Subur

Dia menolak pendapat yang menyebut kandidat pilpres lebih dari dua akan menyita energi dan anggaran negara. Sebab, untuk pembangunan infrastruktur fisik saja sudah dikeluarkan anggaran besar, mengapa membangun infrastruktur sosial-politik demokrasi tidak mampu. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.