Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Belum Gabung Koalisi Non Parlemen

Berkarya Jamin Internalnya Solid

Minggu, 27 Februari 2022 06:04 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang (kiri). (Foto : Istimewa )
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang (kiri). (Foto : Istimewa )

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Beringin Karya (Berkarya) siap bergabung dengan barisan koalisi parpol non-­parlemen yang dimotori Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Kehadiran partai yang pernah sukses meraup 3 juta suara di Pemilu 2019, atau setara 2 persen suara nasional itu, bisa memperkuat barisan koalisi di Pemilu 2024.

“Berkarya belum diundang karena dianggap dualisme. Tapi saya sampaikan, tidak ada dualisme kepemimpinan di Berkarya,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Pria yang akrab disapa Badar ini menegaskan, hanya satu kepemimpinan periode 20202025 dengan SK Kumham Nomor 17 Tahun 2020. Yaitu, dengan kepengurusan Pimpinan Mayjen TNI (Purn) Muchdi Purwopranjono.

Namun, SK tersebut digugat kepengurusan Partai Berkarya periode 2017-2022 dengan Ketua Umum Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dan Prio Budi Santoso sebagai Sekjen.

Baca juga : Waspada, Nyamuk Aedes Makin Galak

“SK ini digugat oleh kepengurusan periode 2017-2022 yang sudah dicabut keabsahannya oleh Kemenkumham per 30 Juli 2022. Itu pun bila tidak dicabut, SK tersebut hanya berlaku sampai awal April 2022,” sebutnya.

Politisi asal Belopa, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengatakan, pihaknya tidak menutup pintu untuk Tommy Soeharto Cs. Bahkan, namanya masih disertakan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya seperti tertuang di SK Kumham No 17 Tahun 2020.

“Kalau mau besarkan partai bersama, ya ayo saja, hindari perbedaan dan keributan, fokus lolos jadi peserta Pemilu pada verifikasi tahun 2022 dan menang Pemilu di 2024,” ajaknya.

Menilik sejarah, mantan politisi Partai Golkar ini menceritakan, Partai Berkarya dibangun secara gotong royong di Tahun 2016. Memakai payung hukum Partai Nasional Republik (Nasrep) dan Partai Beringin Karya (Berkarya).

Jadi, partai ini tidak bisa diklaim milik kelompok tertentu. Badar mengamini, partai ini mengagumi sosok Presiden Soeharto. Namun, bukan berarti harus didominasi anak atau cucu biologisnya.

Baca juga : Genjot Produksi Daging Nasional, Kementan Gencarkan Integrasi Sapi-Sawit

“Ingat, anak cucu ideologis Pak Harto bertebaran di mana-mana. Termasuk Ketum kami, Pak Muchdi PR anak ideologis Pak Harto banget,” ungkapnya.

Nah, mengenai wacana koalisi parpol non-parlemen, Berkarya menyambut baik. Modal partainya yang meraih 2 persen suara nasional di Pemilu 2019, bisa menambah daya tawar koalisi ini di ajang Pilpres 2024.

Logikanya, kata Badar, selain Presidential Threshold (Preshold) 20 persen dengan hitungan jumlah kursi parpol Senayan, juga ada Preshold 25 persen yang dihitung dari suara nasional parpol di Pemilu 2019.

Artinya, 7 parpol non-parlemen ini, termasuk Berkarya, cukup memiliki daya tawar dengan total 13 juta suara di Pemilu 2019, atau setara 9 persen suara nasional.

Logikanya, tinggal menambah 11 persen suara lagi dari parpol Senayan untuk menjagokan capres dan cawapres. Menurutnya, koalisi nonparlemen ini masih bisa dilakukan dan berbicara banyak di Pilpres 2024.

Baca juga : Mau Nyapres, Cak Imin Malu Sama Jokowi

Namun, tidak di Pemilu Legislatif (Pileg). Misalnya, menggabungkan caleg pusat atau DPR parpol non-parlemen melalui satu kotak di kertas Pemilu 2024.

Dengan asumsi PT 4 persen. “Berpartai kan soal kepentingan, kalau menguntungkan partai pasti gabung-lah,” pungkasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.